Bencana Bisa Datang Kapan Saja, Ini 8 Langkah Siaga yang Bisa Kamu Lakukan dari Rumah
- Franklin Peña Gutierrez/pexels.com
Lifestle, VIVA Bali – Bencana tidak pernah datang dengan pemberitahuan. Dalam hitungan detik, guncangan bisa merobohkan rumah, air bah bisa menerjang jalan, dan tanah bisa bergerak tanpa suara. Karena itu, langkah siaga bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun media sosialnya mengajak masyarakat untuk lebih siap menghadapi risiko gempa, tsunami, banjir, longsor, hingga kekeringan. Persiapan tidak selalu rumit. Banyak hal sederhana yang bisa dimulai dari rumah, dan justru itulah yang paling menentukan. Berikut enam langkah siaga bencana.
1. Pahami Risiko di Sekitar Tempat Tinggal
Langkah pertama adalah memahami jenis bencana yang mungkin terjadi di wilayah tempat tinggal. BMKG menyarankan masyarakat mengenali potensi gempa dan tsunami berdasarkan lokasi, termasuk catatan kejadian di masa lalu.
Selain itu, struktur rumah juga penting untuk diperhatikan. Bangunan perlu diperiksa apakah sudah sesuai standar tahan gempa. Bila belum, perbaikan atau renovasi ringan bisa menjadi investasi keselamatan.
2. Rapikan Rumah agar Lebih Aman Saat Gempa
Barang-barang di dalam rumah bisa menjadi bahaya tersembunyi saat terjadi gempa. Lemari, rak, dan kabinet sebaiknya dipasang menempel ke dinding. Barang berat diletakkan di bagian bawah, dan benda gantung perlu diperiksa kembali agar tidak mudah jatuh.
Rencana evakuasi juga harus jelas. Denah rumah, jalur keluar, dan titik kumpul keluarga perlu dipahami bersama, terutama oleh anak-anak dan lansia.
3. Cegah Bahaya Tambahan dengan Kebiasaan Kecil
Kebakaran dan ledakan sering terjadi saat gempa karena sambungan listrik, air, dan gas yang tidak dimatikan. Membiasakan diri untuk mematikan peralatan saat tidak digunakan bisa mengurangi risiko yang tidak diinginkan.
Bahan mudah terbakar perlu disimpan dalam wadah yang aman dan tidak mudah pecah. Semua ini bisa dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan tiap rumah.
4. Tanggap Tsunami dengan Langkah Cepat dan Tepat
Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir perlu memperhatikan peringatan dini tsunami dari BMKG. Selain itu, mengenali alat perintah evakuasi serta lokasi-lokasi tinggi yang aman menjadi bagian penting dalam kesiapsiagaan.
Tas darurat harus selalu tersedia dan mudah dijangkau. Isinya bisa meliputi air minum, makanan ringan, senter, dokumen penting, hingga obat-obatan.
5. Kurangi Risiko Banjir dan Longsor dari Hal-Hal Sederhana
Saluran air yang bersih, pohon yang dipangkas, dan sampah rumah tangga yang dikelola dengan baik mampu mencegah banjir di musim hujan. Dokumen penting disarankan untuk disimpan di tempat tinggi atau dalam wadah kedap air.
Di wilayah rawan longsor, menanam pohon atau tanaman penahan tanah bisa membantu mencegah pergerakan tanah. Tindakan kecil seperti ini memberi dampak besar untuk keselamatan lingkungan.
6. Siapkan Diri Hadapi Musim Kemarau dan Kekeringan
Ketika air bersih menjadi langka, menghemat pemakaian air harian menjadi langkah paling masuk akal. Air hujan bisa ditampung dan dimanfaatkan untuk kebutuhan tertentu, seperti menyiram tanaman atau mencuci halaman.
Menanam jenis tanaman yang tahan kekeringan juga membantu menjaga kesegaran lingkungan tanpa harus bergantung pada banyak air.
Semua langkah-langkah diatas bukan semata-mata prosedur teknis, melainkan bentuk perhatian pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Kesiapsiagaan adalah wujud tanggung jawab bersama menghadapi bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Tidak perlu menunggu peringatan dini untuk mulai bergerak. Jadikan rumah sebagai tempat yang paling siap menghadapi bencana.