Benarkah Orang Cerdas Lebih Sering Overthinking? Ini Faktanya

Lifestyle, VIVA Bali – Pernah dengar anggapan bahwa semakin pintar seseorang, semakin sering ia terjebak dalam overthinking? Nyatanya, ada dasar ilmiah yang bisa menjelaskan fenomena ini. Meskipun tidak semua orang cerdas overthinking, beberapa penelitian menunjukkan adanya kecenderungan yang menarik.

1. Overthinking dan Kecerdasan, Apa Hubungannya?

Overthinking atau berpikir berlebihan adalah kondisi ketika seseorang terlalu sering menganalisis sesuatu secara mendalam, bahkan untuk hal-hal kecil. Menurut sebuah studi yang dilansir dari Psychology Today, orang dengan kemampuan intelektual tinggi cenderung memiliki daya analisis yang tajam dan lebih peka terhadap berbagai kemungkinan risiko. Hal ini membuat mereka lebih rentan mengalami overthinking karena otaknya terus aktif menimbang berbagai skenario.

2. Bukti Ilmiah dari Penelitian

Dilansir dari Live Science, ditemukan bahwa individu dengan gangguan kecemasan umum (GAD) menunjukkan korelasi positif antara tingkat kecerdasan (IQ) dan skor kekhawatiran (worry). Dengan kata lain, semakin tinggi IQ, semakin tinggi pula tingkat overthinking-nya pada kelompok tersebut. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi, termasuk kebiasaan overthinking, bisa menjadi "efek samping" dari aktivitas otak yang lebih kompleks.

3. Orang Pintar dan Sensitivitas Emosional

Menurut peneliti dari Interdisciplinary Center Herzliya, orang dengan IQ tinggi sering kali juga memiliki kepekaan emosional yang besar. Mereka bukan hanya cerdas secara logika, tetapi juga mampu menangkap nuansa emosi di sekitarnya. Sayangnya, kepekaan ini bisa membuat mereka lebih mudah merasa cemas, khawatir berlebihan, atau memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan secara mendalam.

4. Tidak Semua Orang Cerdas Adalah Overthinker

Meskipun ada kecenderungan bahwa orang dengan IQ tinggi bisa mengalami overthinking, hal ini tidak berlaku secara otomatis pada semua orang cerdas. Dilansir dari PsychCentral, studi menunjukkan bahwa kemampuan seseorang dalam mengelola stres dan kondisi sekitarnya memainkan peran penting dalam menentukan apakah pikiran akan terjebak dalam overthinking atau tidak. Artinya, individu cerdas yang tidak memiliki strategi coping memadai atau berada dalam lingkungan yang menuntut dapat lebih rentan terhadap pola pikir berlebihan. 

Orang yang cerdas memang punya potensi lebih besar untuk mengalami overthinking, terutama karena kemampuan otaknya dalam melihat kemungkinan yang luas dan mendalam. Namun, ini bukan sesuatu yang mutlak. Dengan latihan pengelolaan stres seperti mindfulness, journaling, atau terapi, overthinking bisa dikendalikan, apapun tingkat kecerdasanmu.