Eco Cyclingm, Rute Sepeda Santai Mengelilingi Hutan Mangrove Bali

Eco-cycling, cara seru nikmati mangrove Bali
Sumber :
  • https://mir-s3-cdn-cf.behance.net/project_modules/1400_webp/849159189251197.65a89eb1915e4.jpg

Wisata, VIVA Bali – Seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap wisata ramah lingkungan, hutan mangrove di Bali kini menjadi destinasi andalan untuk kegiatan bersepeda santai atau “eco‑cycling”. Aktivitas ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang menyejukkan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran konservasi ekosistem pesisir mangrove. Artikel ini menyajikan panduan lengkap rute sepeda santai di kawasan hutan mangrove Bali, berdasarkan regulasi pemerintah, hasil penelitian akademik, serta pedoman teknis perencanaan jalur sepeda.

Latar Belakang Ekosistem Mangrove di Bali

La Favela Bali, Klub Malam Paling Magis di Seminyak!

Hutan mangrove Bali termasuk dalam Kawasan Pantai Berhutan Bakau yang diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Tata Ruang dan Zonasi Kawasan Pantai Berhutan Bakau. Zona ini berfungsi sebagai pelindung pesisir dari abrasi, habitat biota laut, dan penyimpan karbon. Pemerintah Provinsi Bali menetapkan zonasi konservasi yang melarang alih fungsi lahan serta mewajibkan pembangunan jalur rekreasi minimal mengacu pada standar minimum lebar 3 meter untuk jalur pejalan kaki dan sepeda.

Menurut Data Pariwisata Provinsi Bali (2024), di samping jalur pejalan kaki, Bali Bike Park menghadirkan beberapa jalur sepeda yang memanfaatkan kawasan mangrove sebagai daya tarik utama, dengan panjang total rute mencapai 5–7 km per loop. Kehadiran jalur ini diharapkan turut mendukung target kunjungan wisata berkelanjutan dan pengembangan ekonomi lokal.

Ekowisata Hutan Mangrove Perancak, Jembrana

5 Tempat Wisata Adventure Terpopuler di Bali

Salah satu lokasi unggulan adalah Hutan Mangrove Perancak, terletak di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, sekitar 9,8 km barat Kota Negara. Penelitian Strategi Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove di Perancak (Unud, 2018) menyoroti potensi kawasan ini sebagai pusat edukasi mangrove berbasis pariwisata bahari. Fasilitas yang sudah ada meliputi:

1. Dermaga kecil untuk observasi pasang surut

Wisata Menyelam di Tulamben Bali yang Menarik dan Seru

2. Jembatan kayu panjang ±500 m yang membelah zona mangrove

3. Area parkir sepeda dengan kapasitas hingga 50 unit

4. Papan edukasi bahasa Inggris–Indonesia tentang flora dan fauna mangrove.

Rekomendasi Rute Sepeda Santai

Berdasarkan analisis zonasi dan infrastruktur, berikut rute sepeda santai sepanjang 7 km (loop):

Titik Awal

Jl. Wisata Perancak (Entrance)

Leg 1 (2 km)

Mengikuti jalur pesisir utara → melewati dermaga observasi / mangrove boardwalk

Leg 2 (1.5 km)

Menuju area konservasi inti (zona minimal visitor impact) → belok ke jembatan kayu utama

Leg 3 (1.5 km)

Kembali ke jalur pesisir selatan → menikmati panorama pantai dan lokal nelayan

Leg 4 (2 km)

Melintasi lahan pertanian periurban → finish di entrance (dengan fasilitas rest area)

Jalur ini dirancang sesuai pedoman “Jalur Sepeda dalam Ewjupar” (Unud, 2016) yang merekomendasikan lebar jalur minimal 2,5 m dan kemiringan tidak melebihi 5 % untuk kenyamanan pengguna. Papan penunjuk arah (wayfinding) dipasang setiap 500 m untuk memudahkan navigasi.

Fasilitas dan Keamanan

Untuk mendukung kenyamanan dan keselamatan pengunjung, disarankan tersedianya:

1. Shelter/Gazebo setiap 1 km untuk istirahat dan observasi;

2. Penempatan tong sampah di titik unggulan (setiap 500 m);

3. Penerangan tenaga surya di jalur utama untuk antisipasi kegiatan sore hari;

4. Emergency call box di titik tengah rute;

5. Rambu larangan memasuki zona inti mangrove tanpa pemandu.

Semua fasilitas di atas mengacu pada Buku Pariwisata dan Pengembangan Ekowisata Mangrove  yang menekankan pentingnya zoning rekreasi sekaligus konservasi.

Perlengkapan dan Tips Eco‑Cycling

1. Sepeda gunung / hybrid dengan ban 1,5–2 inci agar stabil di jalur kayu.

2. Helm dan pelindung lutut sebagai standar keamanan.

3. Botol air minimal 1 liter, lantaran belum ada fasilitas refill air bersih di tengah rute.

4. Kamera atau teropong untuk mengamati burung pantai (misalnya kingfisher, Eurystomus orientalis).

5. Sunscreen dan pakaian cepat kering, mengingat potensi semilir angin pantai.

Sebaiknya bersepeda pada pagi (07.00–10.00 WITA) atau sore (15.00–18.00 WITA) untuk menghindari panas terik dan mendapatkan cahaya terbaik untuk fotografi.

Dampak dan Konservasi

Kegiatan eco‑cycling di hutan mangrove tidak hanya bersifat rekreasi, tetapi juga edukasi. Pengunjung diharapkan memahami fungsi ekologis mangrove, seperti:

1. Menahan abrasi pantai dan sedimentasi (perDa No. 16/2009).

2. Menjadi tempat pemijahan ikan dan udang.

3. Menyimpan karbon hingga 1.000 ton/ha (kemendagri.go.id).

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana, bersama community forest, rutin mengadakan mangrove planting untuk restorasi kawasan yang terkikis. Hal ini sesuai rekomendasi Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Konservasi.

Rute sepeda santai mengelilingi hutan mangrove Bali menggabungkan keindahan alam pesisir, edukasi konservasi, dan olah raga ringan. Dengan dukungan regulasi daerah, penelitian akademik, dan standar perencanaan jalur sepeda, eco‑cycling dapat berkembang sebagai alternatif wisata berkelanjutan. Masyarakat dan pengelola diharapkan terus berkolaborasi menjaga kelestarian mangrove, lewat praktik ramah lingkungan dan partisipasi aktif di setiap kunjungan.