Fanatik Tapi Gak Realistis? Awas Terjebak Obsesi ke Idola!

Ilustrasi para penggemar sedang menyaksikan penampilan idola
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/crowd-of-people-yelling-at-concert-16079187/

Meminta foto atau tanda tangan dengan persetujuan terlebih dahulu

Apakah Yoga Bisa Membakar Lemak Seperti Kardio?

"Jika ditolak, kita bisa memilih untuk memahami. Idola mungkin sedang kelelahan, tidak nyaman, atau memang ada aturan yang membatasi," jelas Teresa.

Lebih dari sekadar tindakan fisik, yang terpenting adalah menghormati kenyamanan dan batasan pribadi sang idola. Tidak memaksa interaksi, apalagi dalam kondisi yang tidak aman atau penuh tekanan bagi figur tersebut.

Ibu Hamil Sebaiknya Mengonsumsi Kacang-Kacangan Ini!

Pada akhirnya, Teresa mengajak semua penggemar untuk melihat idola sebagai manusia biasa bukan tokoh sempurna tanpa batas. Mereka berhak memiliki ruang pribadi, waktu istirahat, dan kehidupan yang bebas dari tekanan ekspektasi penggemar.

"Ekspresi rasa kagum itu wajar, bahkan bisa sangat positif. Tapi lakukan dengan empati dan sadar bahwa hubungan ini tidak simetris," tutupnya.

Bayaran Fantastis, Ini Deretan Aktor Korea dengan Gaji Selangit Per Episode

Mengidolakan bukan berarti memiliki. Cinta sejati sebagai penggemar bukan diukur dari seberapa dekat kita secara fisik, tapi seberapa dalam kita bisa menghormati dan menjaga kenyamanan sang idola.

Rasa kagum bisa menginspirasi. Tapi jika berubah menjadi obsesi, bisa menyakiti. Jangan sampai cinta kita justru membuat idola merasa tertekan.

Halaman Selanjutnya
img_title