Tren Rokok Elektrik, Vape, dan Pods di Indonesia 2025

Berbagai Jenis Rokok Elektrik
Sumber :
  • https://unsplash.com/photos/a-person-holding-a-group-of-different-

Lifestyle, VIVA Bali –Sejak pertama kali diperkenalkan di pasar global pada awal 2000-an, rokok elektrik dan vape terus mengalami perkembangan signifikan, terutama dalam dekade terakhir. Di Indonesia, fenomena ini semakin terasa, dengan data yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna rokok elektrik dan vape, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda, terus meningkat.

Lagi Laper Tengah Malam Tapi Bingung Makan Apa? Inilah Rekomendasi Tempat Makan di Bali, Lengkap Dengan Lokasinya

Banyak yang beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik dan vape, dengan alasan untuk mengurangi bahaya merokok tradisional. Namun, meskipun semakin populer, produk ini menghadirkan tantangan kesehatan dan regulasi yang perlu diperhatikan.

Kebijakan Pemerintah dan Kenaikan Harga Jual Eceran (HJE)

Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan baru yang melibatkan kenaikan harga jual eceran (HJE) untuk produk rokok elektrik dan vape. Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan konsumsi produk ini, yang dalam beberapa tahun terakhir meningkat pesat, terutama di kalangan generasi muda.

Sejarah Ayam Betutu, Benarkah Ada Campur Tangan Kerajaan Majapahit? Simak Penjelasan Berikut

Berikut adalah rincian kenaikan harga yang berlaku mulai Januari 2025:

1. Rokok elektrik padat: Harga jual eceran menjadi Rp6.240 per gram, naik dari sebelumnya Rp5.886 per gram.

Apakah Ibu Hamil Bisa Makan Seblak? Ini Faktanya

2. Rokok elektrik cair sistem terbuka: Harga jual eceran naik menjadi Rp1.368 per mililiter, dari sebelumnya Rp1.121 per mililiter.

3. Rokok elektrik cair sistem tertutup: Harga jual eceran mengalami kenaikan menjadi Rp41.983 per cartridge, sebelumnya Rp39.607 per cartridge.

Meskipun tarif cukai untuk produk ini tidak mengalami perubahan signifikan, langkah ini diambil untuk meminimalkan konsumsi yang berlebihan, serta untuk meningkatkan penerimaan negara melalui pajak yang dikenakan pada produk-produk ini.

Pemerintah berharap bahwa kebijakan harga baru ini dapat menekan permintaan pasar dan mengurangi dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh penggunaan produk ini, terutama di kalangan generasi muda.

Kebijakan ini juga berfokus pada kontrol distribusi dan pemasaran yang lebih ketat untuk produk-produk ini. Regulasi ini bertujuan untuk menjaga agar rokok elektrik dan vape tidak jatuh ke tangan yang salah dan tidak disalahgunakan oleh remaja.

Inovasi Produk dan Variasi Pilihan di Pasar

Pasar vape di Indonesia semakin berkembang dengan hadirnya berbagai pilihan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam. Inovasi produk vape ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan kenyamanan, fleksibilitas, dan variasi rasa. Beberapa kategori produk yang populer di pasar Indonesia adalah:

1. Vape Pod System (Sistem Tertutup)

Produk ini menggunakan cartridge sekali pakai, yang sangat mudah digunakan dan tidak memerlukan pengisian ulang. Dengan desain yang ringkas dan user-friendly, vape pod system menjadi pilihan bagi banyak orang yang mencari solusi praktis. Beberapa merek terkenal yang memproduksi pod system ini adalah RELX, JUUL, dan STIG.

2. Vape Mod Kit (Sistem Terbuka)

Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengisi ulang cairan e-rokok mereka sendiri dan memberikan lebih banyak kontrol atas intensitas nikotin dan rasa. Mod kits seringkali lebih disukai oleh para pengguna berpengalaman karena kemampuannya untuk mengubah pengaturan daya dan menghasilkan uap yang lebih banyak.

3. Vape Disposable (Sekali Pakai)

Vape sekali pakai semakin populer karena kenyamanan dan kemudahan penggunaannya. Produk ini hadir dengan berbagai rasa dan siap pakai, tanpa perlu pengisian ulang. Merek seperti Djoy, Vaporesso, dan GeekVape menawarkan produk disposable dengan harga yang bervariasi.

Selain itu, pengenalan produk-produk dengan rasa baru juga menjadi salah satu faktor penarik utama bagi konsumen. Mulai dari rasa buah, mint, hingga rasa manis, pilihan rasa yang bervariasi semakin membuat vape lebih menarik. Meskipun demikian, ada juga pihak yang khawatir bahwa produk dengan rasa yang menarik ini dapat menarik minat anak muda, yang belum sepenuhnya menyadari potensi risiko kesehatannya.

Dampak Kesehatan yang Perlu Diwaspadai

Meskipun sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, penggunaan rokok elektrik dan vape tetap membawa sejumlah risiko kesehatan yang signifikan. Beberapa risikonya antara lain:

1. Gangguan Pernapasan:

 Penggunaan vape mengeluarkan uap yang mengandung berbagai bahan kimia seperti glikol dan perasa sintetis. Paparan jangka panjang terhadap uap ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, yang bisa berujung pada masalah kesehatan seperti bronkitis, asma, atau bahkan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

2. Risiko Kardiovaskular:

 Nikotin, salah satu komponen utama dalam banyak cairan e-rokok, dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Penggunaan nikotin dalam jangka panjang berisiko menyebabkan gangguan kardiovaskular, termasuk penyakit jantung.

3. Ketergantungan Nikotin:

Salah satu risiko terbesar dari vape adalah potensi ketergantungan nikotin. Meskipun vape tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, nikotin yang ada dalam cairan vape dapat menyebabkan kecanduan, terutama di kalangan remaja yang baru mengenal nikotin. Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mulai menggunakan vape berisiko tinggi untuk beralih ke rokok konvensional.

Dampak pada Generasi Muda

Penggunaan rokok elektrik dan vape di kalangan anak muda terus meningkat. Menurut data dari WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia, rokok elektrik sering kali digunakan oleh remaja sebagai alternatif untuk merokok, meskipun produk ini memiliki potensi dampak negatif yang tidak kalah besar. Penggunaan vape dengan rasa yang manis, seperti buah-buahan atau cokelat, menjadi daya tarik utama bagi kalangan muda.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa penggunaan vape dapat menyebabkan peningkatan risiko kecanduan nikotin yang lebih cepat pada remaja, dan ada kekhawatiran bahwa ini akan meningkatkan kemungkinan mereka untuk beralih ke rokok konvensional di masa depan.

Selain itu, meskipun rokok elektrik tidak mengeluarkan asap seperti rokok biasa, uap yang dikeluarkan tetap mengandung zat berbahaya. Konsumsi vape berpotensi memengaruhi perkembangan otak pada remaja, yang dapat mengarah pada gangguan kognitif atau perilaku. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mengenai bahaya penggunaan vape di kalangan remaja.

Regulasi yang Diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia telah menerapkan beberapa regulasi penting dalam upaya mengontrol peredaran rokok elektrik dan vape. Selain kebijakan harga dan cukai, beberapa langkah pengawasan lainnya meliputi:

1. Larangan Penjualan kepada Anak di Bawah Umur: Pemerintah Indonesia melarang penjualan rokok elektrik dan vape kepada remaja di bawah usia 18 tahun untuk mengurangi penyalahgunaan di kalangan pelajar dan anak muda.

2. Penyuluhan dan Edukasi Kesehatan: Ada program edukasi yang dijalankan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahaya penggunaan vape dan rokok elektrik, termasuk di kalangan remaja dan pelajar.

3. Pengawasan Ketat Terhadap Pemasaran dan Iklan: Beberapa kebijakan baru juga berfokus pada pengawasan terhadap iklan dan pemasaran produk vape dan rokok elektrik. Iklan produk ini kini dibatasi, terutama di media yang dapat diakses oleh anak-anak dan remaja.

Pada tahun 2025, rokok elektrik, vape, dan pods terus menjadi fenomena yang berkembang pesat di Indonesia. Namun, dengan pesatnya perkembangan ini muncul pula tantangan kesehatan dan regulasi yang harus dihadapi.

Kebijakan pemerintah yang melibatkan kenaikan harga jual eceran dan pengawasan yang lebih ketat menunjukkan upaya untuk mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh penggunaan produk-produk ini, terutama di kalangan generasi muda.

Penting bagi konsumen untuk memahami risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik dan vape, dan menyadari bahwa meskipun produk ini mungkin dianggap lebih aman dibandingkan rokok konvensional, tetap ada potensi dampak negatif yang perlu diwaspadai.

Selain itu, semakin ketatnya regulasi dan kebijakan pemerintah menunjukkan bahwa kontrol terhadap konsumsi rokok elektrik dan vape akan terus diperketat demi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Â