Work Trend Index 2025: Strategi Microsoft untuk Masa Depan Dunia Kerja di Indonesia

Work Trend Index 2025 tren kerja global Indonesia kolaborasi dengan AI
Sumber :
  • https://msftstories.thesourcemediaassets.com/sites/454/2025/06/WTI-2025.png

Lifestyle, VIVA Bali – Microsoft kembali merilis laporan tahunan Work Trend Index 2025 yang memetakan tren dan tantangan dunia kerja modern, dengan fokus khusus pada bagaimana kolaborasi antara manusia dan teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat menghasilkan potensi besar Indonesia di era digital.

5 Aktifitas Bikin Berat Badanmu Ideal!

Laporan yang bertajuk “Unlocking Indonesia’s Potential Through Human-AI Collaboration” ini menyoroti bahwa mayoritas pemimpin bisnis di Indonesia memandang tahun 2025 sebagai momentum strategis untuk melakukan transformasi cara kerja. Bahkan, 97% dari mereka menyatakan pentingnya meninjau ulang strategi bisnis, jauh di atas rata-rata global.

Era Frontier Firm: Mengubah Wajah Organisasi

Microsoft memperkenalkan konsep Frontier Firm, yaitu model organisasi masa depan yang menggabungkan kepemimpinan manusia dengan agen AI yang mampu bekerja secara otonom maupun kolaboratif. Organisasi ini bergerak melalui tiga tahapan evolusi:

Padel, Olahraga Baru yang Mendunia!

1. AI sebagai asisten – membantu tugas-tugas administratif

2. AI sebagai rekan kerja – mendampingi manusia dalam pengambilan keputusan

Liechtenstein, Negara Mini dengan Harta Segunung yang Warganya Hidup Bak Sultan!

3. AI sebagai pelaksana mandiri – mengeksekusi alur kerja kompleks secara otomatis

Menurut Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, “Kolaborasi manusia dan AI bukan sekadar alat bantu kerja, tapi kunci akselerasi transformasi organisasi agar lebih adaptif, efisien, dan inovatif.”

Produktivitas dan Tenaga Digital

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa:

63% pemimpin bisnis Indonesia ingin mendorong produktivitas,

namun 88% karyawan merasa kehabisan energi atau waktu untuk menyelesaikan pekerjaan,

dan 52% dari mereka kini memprioritaskan rekrutmen tenaga kerja digital.

Lebih lanjut, 95% pemimpin di Indonesia menyatakan siap mengadopsi agen AI dalam waktu 1–2 tahun ke depan untuk mendukung operasional perusahaan mereka.

Pergeseran Cara Kerja & Harapan Baru

Dalam survei yang sama, 59% organisasi di Indonesia telah menggunakan agen AI untuk menjalankan alur kerja secara otomatis. Hal ini menempatkan Indonesia di atas rata-rata Asia-Pasifik dalam hal pemanfaatan AI.

Menariknya, 66% karyawan justru menganggap AI bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai mitra diskusi atau brainstorming, yang dapat diakses kapan pun dan bekerja secara efisien tanpa mengenal waktu.

Namun, perbedaan tingkat pemahaman teknologi masih menjadi tantangan. Jika 87% pemimpin sudah memahami fungsi AI secara menyeluruh, hanya 56% karyawan yang merasa siap untuk bekerja bersama agen AI. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas dan pelatihan digital di level operasional.

Langkah Microsoft: Copilot dan Investasi Keterampilan

Sebagai respons atas kebutuhan ini, Microsoft meluncurkan pembaruan terbaru dari rangkaian produk Microsoft 365 Copilot, yang kini dilengkapi dengan:

AI-powered Search untuk pencarian informasi kerja lebih cepat

Create untuk membantu proses produksi konten kreatif

Copilot Notebooks sebagai alat visualisasi data dinamis

Agent Store, pusat akses agen AI untuk berbagai fungsi kerja

Menurut Ricky Haryadi, Senior Go-To-Market Lead AI at Work ASEAN, kehadiran Copilot generasi baru ini akan membantu perusahaan di Indonesia mempercepat adopsi AI secara aman dan terukur.

Potensi Indonesia: US$88 Miliar dari Tokenisasi Aset

Laporan ini juga terhubung dengan inisiatif besar Microsoft dan mitra seperti BRI Ventures dan Saison Capital dalam proyek WIRA, yang memperkirakan nilai pasar tokenisasi aset di Indonesia bisa mencapai USD 88 miliar. Ini membuka peluang besar untuk institusi lokal bertransformasi dengan AI dan blockchain sebagai fondasi digital yang baru.

Kesimpulan

Dengan ekosistem yang semakin matang dan kesiapan teknologi yang semakin luas, Microsoft mendorong seluruh pelaku bisnis di Indonesia—baik swasta, publik, hingga UMKM—untuk melihat AI sebagai mitra strategis, bukan sekadar alat otomatisasi. Transformasi bukan hanya soal adopsi teknologi, tapi bagaimana manusia dan AI saling mengisi dan menciptakan nilai baru bersama.