Pernah Merasa Ketindihan Saat Tidur? Ini Penjelasannya Menurut Medis

Alasan dibalik terjadinya ketindihan saat tidur
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/beautiful-young-woman-covering-her-eyes_1503145.htm

Kesehatan, VIVA Bali – Pernahkah kamu merasa tidak bisa bergerak atau berbicara sesaat setelah terbangun dari tidur? Sensasi seolah tubuh ditindih makhluk halus, sulit bernapas, dan merasa panik ini sering disebut sebagai ketindihan. Meski terdengar mistis, ternyata fenomena ini memiliki penjelasan medis yang jelas.

Vaksin HPV Tidak Bikin Mandul! Ini Fakta Medis yang Perlu Anda Tahu

 

Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Ketindihan saat tidur bukanlah gangguan jiwa atau pertanda supranatural, melainkan gangguan tidur yang umum terjadi. Berikut penjelasan lengkap mengenai penyebab sleep paralysis, arti ketindihan tidur menurut medis, dan cara mengatasinya.

Sariawan Tak Kunjung Sembuh? Ini Cara Ampuh Mengatasinya!

 

Apa Itu Sleep Paralysis atau Ketindihan?

 

Menguak Kolesterol Daging, dari Ayam hingga Sapi, Mana yang Lebih Baik?

Sleep paralysis adalah kondisi di mana seseorang sadar namun tidak bisa bergerak atau berbicara sesaat setelah tertidur atau sebelum benar-benar terbangun. Biasanya, kondisi ini hanya berlangsung beberapa detik hingga menit, namun cukup menimbulkan rasa takut.

 

Menurut laman Halodoc, sleep paralysis terjadi ketika otak sudah terjaga tetapi tubuh masih berada dalam fase tidur REM (Rapid Eye Movement). Dalam fase ini, tubuh mengalami kelumpuhan sementara agar kita tidak bertindak sesuai mimpi. Namun, ketika otak bangun lebih dulu dari tubuh, muncullah kondisi ketindihan.

 

Penyebab Ketindihan Menurut Medis

 

Ada beberapa faktor medis yang bisa menjadi penyebab sleep paralysis. Pertama, kurang tidur atau pola tidur yang tidak teratur menjadi pemicu paling umum. Orang yang tidur hanya beberapa jam atau sering begadang lebih rentan mengalami ketindihan.

 

Kedua, stres dan gangguan mental seperti kecemasan atau depresi juga dapat meningkatkan risiko. Selain itu, posisi tidur telentang juga disebut-sebut memperbesar peluang mengalami ketindihan karena tubuh lebih mudah masuk ke fase REM secara tiba-tiba.

 

Gejala yang Dialami Saat Ketindihan

 

Gejala utama sleep paralysis adalah tubuh tidak bisa bergerak, meski pikiran sudah sadar. Beberapa orang juga mengalami halusinasi, seperti melihat bayangan hitam, merasa ada yang menindih dada, atau mendengar suara aneh.

 

Meski menakutkan, kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan dampak fisik jangka panjang. Namun, frekuensi ketindihan yang terlalu sering sebaiknya dikonsultasikan ke tenaga medis.

 

Cara Mengatasi Ketindihan Saat Tidur

 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi ketindihan. Pertama, jaga pola tidur yang teratur dan cukupi kebutuhan tidur minimal 7 jam per malam. Kedua, hindari stres berlebihan dengan melakukan relaksasi sebelum tidur seperti meditasi atau pernapasan dalam.

 

Ketiga, ubah posisi tidur ke miring agar tubuh tidak mudah memasuki fase REM secara ekstrem. Jika ketindihan sudah terjadi, cobalah untuk tenang, fokus pada pernapasan, dan gerakkan jari atau bibir perlahan untuk membangunkan tubuh sepenuhnya.

 

 

 

Ketindihan memang bisa terasa menakutkan, apalagi jika belum memahami apa yang terjadi pada tubuh. Namun secara medis, kondisi ini memiliki penjelasan yang masuk akal dan bukan karena hal mistis.

 

Dengan mengenali penyebab sleep paralysis dan melakukan langkah pencegahan, kamu bisa tidur lebih tenang dan mengurangi risiko ketindihan. Jika kejadian ini sering berulang dan mengganggu kualitas hidup, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.