Menahan Pipis Bisa Bahaya, Waspadai Dampaknya untuk Kesehatan!
- https://www.pinterest.com/pin/155726099604239236/
Kesehatan, VIVA Bali – Dalam kehidupan sehari-hari, menahan buang air kecil sering kali dianggap hal biasa. Entah karena sedang dalam perjalanan, malas ke toilet, atau sedang sibuk bekerja, kita kerap mengabaikan sinyal alami tubuh yang satu ini.
Padahal, menurut para ahli kesehatan, kebiasaan ini bisa membawa dampak serius bagi tubuh, khususnya saluran kemih. Menahan pipis terlalu lama bukan hanya membuat tidak nyaman, tetapi juga bisa memicu berbagai gangguan kesehatan yang diam-diam mengintai.
Salah satu risiko paling umum dari kebiasaan menahan pipis adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Saat urine terlalu lama tertahan dalam kandung kemih, bakteri punya waktu lebih banyak untuk berkembang biak.
Hal ini menyebabkan peradangan yang menimbulkan rasa nyeri saat buang air kecil, urine yang keruh, dan bahkan demam. RS Universitas Indonesia (RSUI) melalui artikel resminya menyebutkan bahwa ISK menjadi salah satu akibat yang cukup sering ditemui pada pasien yang terbiasa menahan pipis. Hal serupa juga dijelaskan oleh Ciputra Hospital, yang mengingatkan bahwa ISK lebih rentan terjadi pada perempuan, tetapi laki-laki pun tetap berisiko.
Selain ISK, menahan kencing juga bisa melemahkan otot-otot kandung kemih, khususnya otot detrusor yang berfungsi untuk membantu mengeluarkan urine. Jika otot ini terlalu sering dipaksa menahan volume berlebih, ia bisa kehilangan kekuatan kontraksinya.
Akibatnya, seseorang bisa mengalami inkontinensia urine, yakni kondisi di mana seseorang kesulitan mengontrol buang air kecil dan bisa pipis tanpa sadar. Dalam jangka panjang, kandung kemih juga bisa mengalami overstretching, yaitu kondisi di mana dinding kandung kemih meregang melebihi kapasitas normal. Jika sudah seperti ini, fungsinya bisa terganggu dan sulit kembali seperti semula.
Dampak lainnya yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah pembentukan batu ginjal atau batu kandung kemih. Saat urine tertahan, zat-zat sisa metabolisme seperti kalsium dan asam urat bisa mengendap dan mengkristal. Proses inilah yang menjadi awal pembentukan batu.
Jika batu ini membesar, bisa menimbulkan nyeri luar biasa, terutama saat buang air kecil, bahkan bisa menyumbat saluran kemih. Kondisi ini bisa dicegah dengan buang air kecil secara teratur dan memperbanyak minum air putih.
Menahan pipis juga bisa memicu kondisi serius lainnya seperti infeksi ginjal atau hidronefrosis. Infeksi yang awalnya terjadi di saluran kemih bagian bawah bisa naik ke ginjal jika tidak segera ditangani.
Bila ginjal ikut terinfeksi, tubuh bisa mengalami gejala berat seperti demam tinggi, nyeri punggung, mual, dan bahkan muntah. Hidronefrosis terjadi ketika urine kembali naik ke ginjal karena kandung kemih terlalu penuh, menyebabkan pembengkakan dan kerusakan jaringan ginjal, kondisi ini bisa berdampak permanen bila terus dibiarkan.
Yang menarik, beberapa penelitian juga mengaitkan menahan pipis dengan peningkatan tekanan darah. sebuah studi menunjukkan bahwa ketika seseorang menahan buang air kecil dalam waktu lama (lebih dari tiga jam), terjadi lonjakan tekanan darah akibat aktivitas sistem saraf simpatik yang meningkat. Detak jantung pun jadi lebih cepat, dan pembuluh darah menyempit sebagai respon tubuh terhadap ketidaknyamanan.
kebiasaan menahan kencing berulang kali bisa berkontribusi terhadap risiko kanker kandung kemih. Hal ini disebabkan karena peradangan kronis yang berulang dapat merusak DNA sel kandung kemih. Meski masih menjadi bahan penelitian dan belum bisa disimpulkan secara pasti, kekhawatiran ini sudah cukup menjadi alarm untuk lebih memperhatikan kesehatan kandung kemih kita.
Agar terhindar dari berbagai risiko tersebut, sangat disarankan untuk buang air kecil secara teratur, minimal setiap tiga hingga empat jam sekali. Jangan tunggu kandung kemih terasa penuh atau perut mulai tidak nyaman. Minumlah cukup air putih setiap hari, hindari kebiasaan minum minuman tinggi kafein dalam jumlah besar, dan selalu jaga kebersihan area genital agar terhindar dari infeksi. Jika kamu mulai merasakan gejala seperti nyeri saat pipis, warna urine yang berubah, atau demam, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.
Menahan buang air kecil bukan sekadar kebiasaan sepele yang bisa ditoleransi. Dalam jangka panjang, dampaknya bisa sangat serius dan merugikan kesehatan. Oleh karena itu, yuk mulai dengarkan tubuh kita sendiri. Saat kandung kemih memberi sinyal, sebaiknya segera cari toilet dan jangan ditunda. Lebih baik kehilangan sedikit waktu daripada kehilangan kesehatan, bukan?