Mengapa Kol Goreng Bisa Berbahaya bagi Tubuh?

Kol goreng sebagai makanan pendamping
Sumber :
  • https://www.alodokter.com/kol-goreng-ketahui-bahaya-kesehatan-di-balik-kenikmatannya

Lifestyle, VIVA Bali – Kol merupakan salah satu sayuran favorit masyarakat, terutama sebagai pelengkap lalapan dalam hidangan seperti pecel lele. Sayuran ini kaya akan serat, kalium, protein, asam folat, mangan, kalsium, dan magnesium. Selain itu, kol juga mengandung vitamin B6, vitamin C, dan vitamin K. Namun, nutrisi tersebut hanya bisa diperoleh jika kol dimasak dengan cara yang tepat. Lalu, bagaimana jika kol digoreng?

Kenapa Pasangan Mulai Dingin? Ini Penjelasan Psikologisnya

Menurut informasi dari alodokter.com, kol yang digoreng kering dalam minyak panas berpotensi kehilangan hampir seluruh kandungan nutrisinya. Kol goreng bahkan dianggap tidak memiliki manfaat gizi yang berarti. Sebaliknya, proses penggorengan justru membuat kol tinggi kalori dan mengandung lemak jahat.

Jika dikonsumsi secara berlebihan, kol goreng dapat membahayakan kesehatan. Salah satu risikonya adalah peningkatan berat badan akibat kandungan kalori yang tinggi, apalagi jika disajikan bersama lauk seperti ayam goreng, lele, tahu, tempe, atau jeroan.

Sakit Pinggang Karena Duduk Lama? Ini Solusinya

Berat badan berlebih merupakan faktor risiko utama obesitas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung. Selain itu, konsumsi gorengan secara rutin dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), yang memicu pembentukan plak di pembuluh darah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada serangan jantung atau stroke.

Kol goreng umumnya dimasak menggunakan minyak kelapa atau minyak jelantah, yang mengandung lemak jenuh cukup tinggi. Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan kolesterol sekaligus meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Belajar dari Psikolog, Begini Cara Bangkit dari Trauma!

Tak hanya itu, proses penggorengan juga berpotensi menghasilkan zat beracun bernama akrilamida. Zat ini terbentuk saat makanan tinggi karbohidrat dimasak pada suhu tinggi, seperti digoreng atau dipanggang. Jika dikonsumsi terus-menerus, akrilamida dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker ginjal, endometrium, dan ovarium.

Melihat banyaknya risiko dari konsumsi kol goreng secara berlebihan, masyarakat sebaiknya lebih bijak dalam memilih metode pengolahan makanan. Alih-alih digoreng, kol lebih baik dikonsumsi dalam keadaan mentah setelah dicuci bersih sebagai lalapan, atau dimasak dengan cara yang lebih sehat seperti dikukus, direbus, atau ditumis ringan. Dengan cara ini, manfaat gizi dari kol tetap terjaga, sekaligus membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya
img_title