Seni Lukis Kamasan di Atas Kanvas Baru, Inovasi Motif Wayang Kontemporer untuk Dunia Mode

Kekayaan warna Kamasan melintasi batas tradisi
Sumber :
  • https://www.roots.gov.sg/CollectionImages/1395489.jpg

Gumi Bali, VIVA Bali – Seni lukis Wayang Kamasan lahir di Desa Kamasan, Klungkung, Bali, sejak abad ke-16 sebagai media narasi epik Hindu dan cerita lokal, terpampang di dinding pura maupun kain upacara. Dengan palet warna cerah, merah, kuning, hitam, putih dan gaya figural datar yang kaya ornamen, Kamasan menjadi ikon tradisi Bali. Kini, setelah berabad-abad bertahan dalam format klasik, motif Wayang Kamasan bermetamorfosis ke kanvas kontemporer dan industri mode global, menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan akar budaya.

Transformasi Media dan Teknik

1. Kanvas Tradisional Dipadukan Material Modern

4 Pertunjukkan Kesenian Khas Bali yang Jadi Favorit Wisatawan


Selama ini, kanvas Kamasan dibuat dengan teknik alami direndam bubur beras, dijemur, lalu digosok kerang hingga permukaannya halus. Seniman kontemporer menggantinya dengan kanvas linen atau katun berkualitas tinggi, lalu menggunakan akrilik dan tinta archival agar tahan lama dan dapat diproduksi massal untuk tekstil mode .

2. Eksperimen Media Alternatif

Mitos, Legenda, dan Tragedi Selat Bali yang Masih Dipercaya


Selain kanvas datar, bentuk tiga dimensi seperti tengkorak kerbau, kulit sapi, atau bahkan sepatu kulit ikut dijadikan “kanvas hidup” untuk motif Kamasan, sebagaimana penelitian ISI Denpasar menjelaskan adaptasi ornamen tradisional pada media non-konvensional.

Seniman Pionir dan Kolektif Kreatif

Halaman Selanjutnya
img_title