Warisan Hindu-Buddha, Patirthan di Lereng Gunung Ungaran
- https://ejournal.brin.go.id/amerta/article/download/270/2136/9827
Budaya, VIVA Bali – Berikut adalah ringkasan artikel berjudul "Liminalitas Air: Pola Persebaran Patirthān di Sisi Utara hingga Tenggara Gunung Ungaran" yang diterbitkan dalam AMERTA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Juni 2023. Artikel ini membahas tinggalan arkeologis masa Hindu-Buddha berupa patirthān di lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah.
Apa itu Patirthān?
Patirthān adalah struktur kolam atau pancuran yang digunakan untuk menampung air suci dalam praktik keagamaan Hindu-Buddha. Istilah ini berasal dari kata tirthā dalam bahasa Sanskerta, yang berarti "tempat suci" atau "jalan suci". Dalam konteks ini, air dari patirthān dianggap sebagai air amerta, yaitu air suci yang diyakini dapat menyucikan diri dan menghubungkan manusia dengan dunia para dewa.
Lokasi dan Pola Persebaran
Penelitian ini mengidentifikasi persebaran patirthān di sisi utara hingga tenggara Gunung Ungaran, mencakup lereng, lembah, dataran Rawa Pening, dan dataran pantai utara Semarang. Distribusi patirthān ini menunjukkan pola yang tidak teratur, dipengaruhi oleh faktor alam seperti sumber mata air dan kondisi topografi, serta faktor budaya dan keagamaan masyarakat masa lalu.
Tingkat Kesakralan dan Fungsi
Patirthān diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan tingkat kesakralannya:
1. Tipe A: Kolam alami tanpa modifikasi manusia.
2. Tipe B: Kolam alami yang mengalami modifikasi sederhana.
3. Tipe C: Struktur kolam yang dirancang sepenuhnya oleh manusia.
Tingkat kesakralan patirthān dibagi menjadi tiga:
1. Rendah: Digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Menengah: Mendukung bangunan keagamaan lain, seperti candi.
3. Tinggi: Menjadi pusat ritus keagamaan secara mandiri.
Beberapa patirthān juga berfungsi sebagai penanda geografis sakral dan memperkuat makna simbolis Gunung Meru, yang dalam kosmologi Hindu dianggap sebagai pusat alam semesta.
Temuan Arkeologis
Penelitian ini mencatat keberadaan 79 situs dan tinggalan keagamaan di Gunung Ungaran, termasuk arca Ganesha, lingga, dan struktur candi. Beberapa situs patirthān yang signifikan antara lain:
1. Patirthān Derekan: Memiliki arca Ganesha dan struktur kolam yang diperkeras.
2. Patirthān Kalijaro: Menampilkan arca Ganesha Karangjati dan reruntuhan bangunan.
3. Patirthān Kesongo II: Dilengkapi dengan pancuran dan jaladwara (saluran air).
4. Patirthān Argosumo III: Memiliki pancuran dengan kontur berteras dan temuan jaladwara.
Keberadaan patirthān ini menunjukkan kesinambungan sejarah antara abad ke-8 hingga ke-16 Masehi dan mencerminkan praktik keagamaan serta pemahaman kosmologi masyarakat masa lalu.