Upacara Adat Lom Plai, Perayaan Panen Suku Dayak Wehea

Persiapan Tradisi Lom Plai
Sumber :
  • https://pro.kutaitimurkab.go.id/2023/05/03/lom-plai-acara-budaya-kutim-yang-masuk-agenda-nasional/

BUdaya, VIVA Bali – Indonesia dikenal kaya akan adat istiadat yang diwariskan turun-temurun. Salah satu tradisi yang masih lestari di Kalimantan Timur ialah Upacara Adat Lom Plai, pesta syukur atas panen padi milik Suku Dayak Wehea. Ritual ini tidak hanya menjadi wujud penghormatan kepada Dewi Padi, Long Diang Yung, tetapi juga momentum mempererat kebersamaan warga.

Upacara Lom Plai digelar setelah musim panen padi berakhir, biasanya pada April hingga Mei. Desa Nehas Liah Bing, yang dikenal sebagai permukiman tertua masyarakat Wehea, menjadi pusat kegiatan adat. Selama beberapa hari, desa ini dipenuhi suasana meriah dengan berbagai prosesi dan atraksi budaya.

Sejarah Lom Plai

Tradisi Lom Plai dipercaya telah ada sejak nenek moyang Suku Dayak Wehea menetap di sekitar Sungai Wehea, Kutai Timur. Berdasarkan legenda, seorang putri bernama Long Diang Yung rela mengorbankan dirinya demi menyelamatkan masyarakat dari kelaparan. Darahnya dipercaya berubah menjadi tanaman padi, sehingga generasi berikutnya menjadikannya simbol kehidupan dan keberkahan.

Makna utama Lom Plai adalah ungkapan syukur atas panen melimpah, doa agar hasil berikutnya tetap baik, serta penghormatan kepada leluhur dan alam yang memberi rezeki.

Rangkaian Prosesi Sakral

1. Ngesea Egung