Anak-Anak Jadi Target Utama DBD, Jangan Tunggu Sampai Terlambat!
- https://www.pexels.com/photo/close-up-of-mosquito-biting-human-skin-28647149/
Kesehatan, VIVA Bali – Demam Berdarah Dengue (DBD) kini bukan lagi penyakit yang hanya muncul saat musim hujan. Virus dengue telah berubah menjadi ancaman kesehatan sepanjang tahun, siap menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.
“Dengue itu bukan penyakit musiman. Virusnya ada sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja,” tegas dr. Atilla Dewanti, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi, dalam Talk show “Science Heroes – Pahlawan Cilik Cegah DBD” yang digelar Sabtu, 26 Juli 2025, dikutip dari Antara.
DBD kerap mengecoh karena gejalanya mirip flu biasa: demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual, hingga ruam pada kulit. Banyak orang menganggap remeh gejala ini sehingga penanganan terlambat. Padahal, jika tidak ditangani segera, penyakit ini dapat berkembang menjadi dengue shock syndrome yang berakibat fatal.
“Infeksi kedua bisa lebih parah daripada yang pertama,” jelas dr. Atilla. “Virus dengue punya empat serotipe. Itu artinya seseorang bisa terinfeksi lebih dari satu kali.”
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hingga minggu ke-25 tahun ini tercatat 79.843 kasus DBD di Indonesia dengan 359 kematian (CFR: 0,45%).
Di tingkat global, tahun 2024 mencatat rekor tertinggi dalam sejarah, dengan lebih dari 14 juta kasus dengue yang dilaporkan. Yang lebih memprihatinkan, anak-anak dan remaja usia 5–14 tahun menjadi kelompok dengan tingkat kematian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk DBD. Karena itu, pencegahan adalah langkah terbaik. Selain menerapkan gerakan 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas), vaksinasi dengue kini juga direkomendasikan untuk anak-anak dan dewasa.