Peneliti Ungkap Kerja 4 Hari dalam Seminggu, Tingkatkan Kesehatan Mental
- https://www.pexels.com/photo/businessman-man-person-woman-7640766/
Kesehatan, VIVA Bali – Dirangkum dari halaman website The Independent, sebuah penelitian besar telah dilakukan dengan melibatkan beberapa perusahaan hingga lebih dari 100 perusahaan dan agen para pekerja sebanyak 2.900 orang dari beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Australia, Kanada, dan Irlandia.
Hasil penelitian mengungkap para pekerja cenderung memilih bekerja hanya 4 hari dalam seminggu. Waktu ini lebih membuat para pekerja lebih senang dan puas.
Terlebih, manfaat yang didapat dengan bekerja dalam jumlah hari tersebut meningkatkan produktivitas serta pendapatan perusahaan, kesejahteraan mental dan fisik para pekerja, serta menurunnya tingkat stres dan kelelahan yang dialami saat bekerja.
Pada hasil survei yang dikeluarkan pada tahun 2024, ditemukan banyak data dari setengah para pekerja telah merasa sangat lelah akibat stres kerja dalam setahun terakhir.
Seorang profesor asal Boston College bernama Juliet Schor mendapatkan cerita dari salah satu peserta programnya, yang memberitahukan kepada kliennya bahwa hari Jumat ia memilih tidak bekerja. Ternyata kliennya mendukung keputusan tersebut dan menyampaikan "oh itu hal bagus untukmu".
Cerita dari Profesor Juliet ini menandakan cara pandang seseorang masa kini telah berubah dan menerima 3 hari di akhir pekan digunakan untuk istirahat, menurut beberapa orang itu jauh lebih masuk akal.
Masih dari sumber The Independent, sebuah uji coba lanjutan dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan. Terdapat 33 perusahaan yang dilibatkan, dengan mengurangi jam kerja tanpa mengurangi gaji pekerjanya. 33 perusahaan tersebut berusaha meniadakan aktivitas yang dianggap kurang penting, seperti rapat digantikan hanya dengan telepon atau pesan singkat untuk tetap menjaga efisiensi kerja.
Dari hari libur yang didapatkan para pekerja dalam masa uji coba tersebut digunakan untuk keperluan pribadi seperti mengunjungi dokter, untuk membantu mempengaruhi tingkat stres yang dialami. Dari hasil uji coba yang dilakukan para peneliti, ditemukan bekerja hanya dalam kurun waktu 4 hari telah membantu mengurangi tingkat stres para pekerja serta menurunkan biaya kesehatan dan pergantian karyawan.
Akan tetapi, meski banyak pekerja yang setuju dengan metode kerja hanya 4 hari dalam seminggu, para peneliti menegaskan tak semua pekerjaan cocok dengan model kerja ini. Terutama bagi yang bekerja di pabrik atau pada pekerjaan yang menuntut waktu yang sangat besar.
Tapi memang telah dibuktikan dari jurnal Nature Human Behaviour dalam artikel The Independent tersebut, jika bekerja selama 4 hari memberikan manfaat yang besar tak hanya bagi pekerja tapi juga bagi perusahaan. Manfaat tersebut, pekerja tetap mendapat gaji penuh dan lebih bahagia juga sehat secara mental, kemudian lebih produktif tanpa tingkat stres level yang tinggi. Bagi perusahaan, ini menurunkan intensitas pergantian karyawan.