Janji Manis atau Janji Palsu? Begini Cara Bedakannya dalam Hubungan!

"Saat kata tak lagi sejalan dengan tindakan, kepercayaan pun patah"
Sumber :
  • https://id.pinterest.com/pin/542402348865858889/

 

Sebaliknya, janji palsu sering digunakan untuk menenangkan situasi, bukan memperbaiki keadaan. Biasanya datang setelah pertengkaran besar, dengan harapan masalah segera selesai tanpa benar-benar menyentuh akar persoalan. Tak jarang, orang yang mengucapkannya kembali melakukan kesalahan yang sama, dan menggunakan janji lain untuk menutup luka lama. Siklus seperti ini menjadi sangat berbahaya karena bisa membuat seseorang terjebak dalam hubungan yang toksik dan penuh manipulasi.

 

Kadang-kadang, orang bahkan tak sadar bahwa mereka sedang dimanipulasi oleh janji-janji palsu. Mereka hanya merasa lelah, cemas, dan terus berharap perubahan yang tak kunjung datang. Dalam kondisi ini, seseorang bisa mulai mempertanyakan diri sendiri—apakah aku terlalu keras? Terlalu menuntut? Terlalu sensitif? Padahal yang sebenarnya terjadi adalah: mereka dikecewakan berulang kali oleh janji kosong.

 

Salah satu alasan mengapa kita sulit membedakan janji tulus dan palsu adalah karena kita terlalu berharap. Harapan membuat kita memfilter realitas, melihat hanya sisi baik dari pasangan, dan menutup mata terhadap pola buruk yang sudah jelas. Bahkan ketika sudah berkali-kali disakiti, kita tetap ingin percaya bahwa kali ini akan berbeda. Bahwa janji kali ini bukan seperti sebelumnya.