Sering Kasih Anak Nasi dan Mie? Waspadai Kesalahan Fatal Ini!

Ilustrasi orang yang sedang menyajikan semangkuk nasi.
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/wanita-mengambil-dan-menyajikan-nasi-rebus-segar-dari-kompor-gm1291965648-386927314?searchscope=image%2Cfilm

Lifestyle, VIVA Bali – Masih banyak orang tua di Indonesia yang keliru dalam memahami kebutuhan gizi anak. Pola makan yang hanya menekankan pada karbohidrat, seperti nasi dan mie, dianggap sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi. Padahal, menurut dr. Nadhira Afifa, MPH, Dokter Residen Gizi Klinik Universitas Indonesia, pola makan seperti itu jauh dari kata seimbang 

“Kalau lebih fokusnya ke karbohidrat, karena makanan utama kita nasi. Jadi itu persepsi yang salah juga di orang tua dan masyarakat,” ujar Nadhira dalam acara kesehatan di Jakarta, Selasa (15/7).

Nadhira menjelaskan bahwa kebiasaan makan nasi dengan mie yang sering dianggap “sudah cukup bergizi” justru bisa membuat anak kehilangan nutrisi penting seperti protein, serat, dan vitamin. Pola makan semacam ini hanya memberikan rasa kenyang, namun tidak memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak secara optimal.

“Kalau di daerah mindset-nya itu masih fokus ke karbohidrat aja, padahal tetap harus gizi seimbang,” tegasnya.

Dalam membangun kebiasaan makan sehat di rumah, Nadhira menekankan bahwa orang tua tidak perlu menyajikan makanan mahal. Salah satu sumber protein hewani yang mudah, murah, dan bergizi tinggi adalah telur.

“Sesulit-sulitnya, bisa pakai telur. Satu butir Rp2.000. Jadi paling enggak protein hewaninya bisa dari telur. Tiga kali sehari juga enggak masalah,” jelasnya.

Ia mendorong keluarga untuk mengikuti panduan sederhana dari Kementerian Kesehatan, yakni “Isi Piringku”, yang memuat proporsi seimbang antara karbohidrat, lauk hewani, sayur, dan buah.