Langit Dikepalai, Bumi Ditinggalkan

Ilustrasi menggambarkan kesombongan dan keangkuhan sosial
Sumber :
  • https://postimg.cc/fkxVXnKn

Karena hidup dalam peran “aku sempurna” itu berat, Bro. Ketika ekspektasi diri terus dipoles biar terlihat tak bercela, sedikit kritik saja terasa seperti tsunami. Akhirnya, demi menjaga citra, kamu harus berpura-pura bahagia, berpura-pura tahu segalanya, dan berpura-pura kuat padahal batinmu kelelahan.

“Pride makes us artificial and humility makes us real.”
— Thomas Merton, teolog Amerika

Kutipan itu bukan sekadar kata-kata. Kesombongan menciptakan versi palsu dari diri kita yang lama-lama bahkan kita sendiri tak kenal. Kerendahan hati justru membuka ruang untuk tumbuh, bukan untuk tunduk—tapi untuk jadi manusia seutuhnya.

Sombong dan Diskriminasi, Pasangan Serasi

Studi Pride and Prejudice karya Ashton-James dan Tracy menyebutkan bahwa sifat sombong erat kaitannya dengan rendahnya empati dan tingginya kecenderungan untuk menilai orang lain secara sepihak.

Semakin kamu merasa di atas angin, semakin besar kemungkinan kamu menyepelekan pendapat, perasaan, bahkan keberadaan orang lain. Dan tanpa sadar, kamu menciptakan jurang sosial yang makin lama makin dalam—sampai akhirnya kamu berdiri sendirian di puncak, memegang mahkota ego yang tidak pernah diminta siapa pun.