Kaki Lima Lezat dan Murah di Jakarta yang Tak Pernah Sepi Pengunjung
- Indira Tjokorda / Unsplash
Kuliner, VIVA Bali – Jakarta dikenal sebagai kota yang dinamis dan tak pernah tidur. Di tengah hiruk pikuk gedung pencakar langit dan padatnya lalu lintas, ada satu hal yang tetap melekat di hati warganya, yaitu kuliner kaki lima yang murah, lezat, dan penuh cerita. Meski banyak restoran modern bermunculan, tempat makan kaki lima justru tetap ramai pembeli. Rasanya yang otentik dan harganya yang ramah di kantong membuat kuliner ini tak pernah kehilangan penggemar.
Berikut lima kuliner kaki lima di Jakarta yang legendaris dan selalu ramai, bahkan sejak puluhan tahun yang lalu.
1. Gado-Gado Bonbin, Cikini
Warung ini sudah ada sejak tahun 1960-an dan masih bertahan sampai sekarang. Nama “Bonbin” berasal dari lokasinya yang dekat dengan Kebun Binatang Cikini pada masa lalu. Bumbu kacangnya kental dan gurih, racikannya sederhana tapi punya rasa khas yang bikin ketagihan. Suasana tempatnya juga membawa nuansa nostalgia tempo dulu.
2. Bakmi Gang Kecil, Pasar Baru
Sudah ada sejak 1957, Bakmi Gang Kelinci jadi pilihan warga Jakarta untuk makan siang atau malam dengan cita rasa klasik. Mi-nya kenyal, bumbu ayamnya gurih, dan suasananya tetap sederhana sejak dulu. Meskipun banyak cabang, outlet asli di Pasar Baru tetap jadi favorit.
3. Sate Padang Ajo Ramon, Pasar Santa
Sudah berdiri sejak tahun 1987, sate Padang ini punya kuah kental khas Minang dan daging yang empuk. Lokasinya mudah dijangkau dan selalu penuh di akhir pekan. Kuah kuningnya yang pekat serta aroma rempah membuat sate ini tetap jadi favorit pengunjung lintas generasi.
4. Ketoprak Ciragil, Kebayoran Baru
Ketoprak ini terkenal karena rasa bumbunya yang konsisten dari dulu hingga sekarang. Bumbu kacangnya halus, lontongnya empuk, dan sambalnya pas. Banyak pengunjung setia dari kalangan selebriti hingga pekerja kantoran. Tempatnya sederhana, tapi selalu ramai sejak pagi.
5. Soto Betawi H. Ma’ruf, Taman Ismail Marzuki
Salah satu soto Betawi legendaris di Jakarta. Berdiri sejak 1940-an, soto ini di kenal dengan kuah santan yang gurih dan daging sapi yang empuk. Tempat ini bukan hanya kuliner, tapi juga bagian dari sejarah Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki.
Kesimpulan:
Kaki lima bukan sekedar tempat makan, tapi juga bagian dari identitas kota. Di Jakarta, warung-warung sederhana ini bukan hanya menyajikan makanan, tapi juga kenangan. Dari gado-gado sampai soto Betawi, kuliner ini menjadi saksi hidup perjalanan kota yang terus berkembang tanpa melupakan rasa aslinya.