Fenomena "Revenge Bedtime Procrastination" - Begadang Karena Males Besok Kerja, Ternyata Ada Nama Ilmiahnya!

Begadang di kamar sebagai bentuk "balas dendam"
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/young-man-isolation-home_19333071.htm

Viva Bali – Pernah nggak sih kamu udah capek banget sepulang kerja, tapi malah begadang nonton Netflix atau scroll TikTok sampai jam 2 pagi? Padahal besok harus bangun pagi lagi buat kerja. Kalau iya, kamu nggak sendirian! Ternyata ada istilah khusus buat kebiasaan aneh ini: "Revenge Bedtime Procrastination". Dan yang mengejutkan, fenomena ini udah jadi masalah global!

 

Apa Itu Revenge Bedtime Procrastination?

Dilansir dari Sleep Foundation, revenge bedtime procrastination adalah keputusan untuk mengorbankan tidur demi waktu luang yang didorong oleh jadwal harian yang kurang free time. Istilah ini berasal dari ekspresi Tiongkok "bàofùxìng áoyè" yang viral di media sosial dan secara harfiah berarti "balas dendam begadang semalaman".

Daphne K. Lee, jurnalis yang mempopulerkan istilah ini, mendeskripsikannya sebagai: "Fenomena di mana orang yang nggak punya banyak kontrol atas kehidupan siang harinya menolak tidur lebih awal untuk mendapatkan kembali rasa kebebasan selama jam-jam larut malam."

Yang bikin unik, ini bukan cuma soal begadang biasa. Ada aspek "balas dendam" di sini - seolah kita mau "membalas" rutinitas harian yang melelahkan dengan mencuri waktu pribadi di malam hari, meskipun tahu bakal cape besoknya.

 

Siapa yang Paling Sering Kena?

Penelitian dari Medical News Today menunjukkan kalau fenomena ini lebih sering dialami oleh:

Perempuan dan Mahasiswa

Studi menunjukkan peluang revenge bedtime procrastination parah dua kali lebih tinggi pada perempuan dibanding pria. Ini mungkin karena perempuan sering mengambil beban kerja ganda - karir plus mengurus rumah tangga dan anak.

Pekerja dengan Jam Kerja Tinggi

Terutama mereka yang terjebak dalam "996 working system" (kerja dari jam 9 pagi sampai 9 malam, 6 hari seminggu) seperti yang umum di Tiongkok. Begadang jadi satu-satunya cara untuk mendapatkan kontrol atas hidup mereka.

Night Owls yang Terpaksa Jadi Early Birds

Orang dengan chronotype malam (night owl) yang dipaksa mengikuti jadwal "early bird" lebih rentan mengalami hal ini. Mereka begadang bukan karena gangguan tidur, tapi karena tubuh mereka memang naturally lebih aktif di malam hari.

 

Mengapa Hal Ini Terjadi?

Kebutuhan akan Kontrol dan Otonomi

Menurut Psychology Today, fenomena ini terkait dengan kebutuhan manusia akan kontrol dan otonomi. Setelah seharian mengikuti jadwal yang ketat dan tuntutan orang lain, begadang menjadi cara subconscious untuk menegaskan diri.

Resource Depletion (Kehabisan Energi Mental)

Penelitian Kamphorst menunjukkan kalau orang yang lebih banyak menahan diri di siang hari akan lebih cenderung procrastinasi di malam hari. Ini karena energi mental untuk self-control sudah habis dipakai seharian.

Intention-Behavior Gap

Ada kesenjangan antara niat (mau tidur tepat waktu) dengan perilaku (malah begadang). Kita tahu butuh tidur cukup, tapi tetap aja gagal melakukannya.

Era Digital yang Bikin Mudah Terdistraksi

Di abad 21, akses ke hiburan jadi jauh lebih mudah. Netflix, TikTok, Instagram - semuanya tersedia 24/7 dan didesain untuk membuat kita terus scrolling.

 

Dampak Buruk yang Mengintai

Gangguan Performa Akademik dan Kerja

Studi pada mahasiswa kedokteran menunjukkan korelasi negatif antara revenge bedtime procrastination dengan performa akademik. Kurang tidur menggangu fungsi kognitif seperti atensi, memori, dan pemrosesan informasi.

Masalah Kesehatan Fisik dan Mental

Meta-analisis menemukan kalau bedtime procrastination dikaitkan dengan:

-         Kualitas tidur yang buruk

-         Durasi tidur yang lebih pendek

-         Kelelahan sepanjang hari

-         Peningkatan risiko depresi dan obesitas pada remaja

-         Level stress yang lebih tinggi

Siklus Setan yang Sulit Diputus

Begadang bikin kita cape besoknya, yang bikin produktivitas menurun, yang bikin kerjaan numpuk, yang bikin stress, yang akhirnya bikin kita begadang lagi sebagai "balas dendam". Endless cycle!

 

Pandemi COVID-19 Bikin Makin Parah

Menurut penelitian, fenomena ini makin menguat selama pandemi COVID-19. Banyak pekerja yang harus terus bekerja dalam kondisi yang nggak menentu dengan jam kerja panjang. Begadang jadi cara untuk "balas dendam" terhadap situasi yang nggak bisa dikontrol.

Yang ironis, orang yang paling dirugikan justru diri sendiri - bukan bos atau sistem yang bikin stress, tapi kita yang kurang tidur dan cape besoknya.

 

Cara Keluar dari Lingkaran Setan Ini

Identifikasi Root Cause-nya

Tanya diri sendiri: area mana dalam hidup yang bikin kamu suka procrastinasi? Apakah bisa ngurangin beban kerja buat bikin balance yang lebih baik?

Buat Boundaries yang Jelas

Set waktu cut-off untuk gadget dan aktivitas stimulating minimal 1 jam sebelum tidur. Ganti dengan aktivitas yang lebih menenangkan kayak baca buku atau meditasi.

Schedule "Me Time" di Siang Hari

Daripada nyuri waktu di malam hari, coba jadwalkan waktu personal di siang atau sore hari. Ini bisa ngurangin "lapar" akan leisure time di malam hari.

Sleep Hygiene yang Konsisten

Bangun dan tidur di jam yang sama setiap hari, bahkan di weekend. Bikin kamar tidur conducive untuk tidur - suhu 18-21°C, gelap, dan tenang.

 

Yang penting diingat, revenge bedtime procrastination adalah sinyal kalau ada yang nggak balance dalam hidup kita. Daripada "balas dendam" dengan cara yang merugikan diri sendiri, lebih baik cari cara untuk mendapatkan work-life balance yang lebih sehat.

 

Jadi, mulai malam ini, siap nggak coba tidur tepat waktu tanpa "balas dendam" dulu?