Mengintip Ritual Tiwah, Upacara Kematian Paling Unik di Kalimantan Tengah
- https://www.instagram.com/p/BuU1B1bg4Ds/?igsh=OHM2YjRoN2hoYWw0
Tradisi, VIVA Bali –Di pedalaman Kalimantan Tengah, suku Dayak Ngaju menjalankan sebuah ritual sakral bernama Tiwah, sebuah upacara adat kematian yang kaya makna dan menjadi salah satu warisan budaya tak benda Indonesia. Ritual ini bukan sekadar penghormatan terakhir, melainkan jembatan spiritual bagi roh yang telah tiada untuk mencapai alam abadi.
Makna & Tujuan Tiwah
Dikutip dari Wikipedia, Tiwah atau Tiwah Lale adalah ritual adat dalam agama Kaharingan yang dilaksanakan bagi anggota keluarga yang telah lama meninggal dan sudah dikubur dalam waktu tertentu (7–10 tahun). Tulang-belulang jenazah kemudian diambil dan dipindahkan ke dalam tempat suci yang disebut Sandung atau Pambak.
Ritual ini bertujuan mengantar roh atau “Liau” ke alam kekal yang disebut Lewu Tatau, agar arwah bisa bersatu dengan leluhur dan terhindar dari salah jalan.
Tahapan Utama dalam Upacara Tiwah
- Pra-upacara
Keluarga mengumpulkan tulang jenazah yang telah meninggal lama. Bila jasad sudah hancur, tulang-belulangnya akan dibersihkan. - Upacara Puncak
Dilakukan berbagai ritual sakral, termasuk pemindahan tulang ke Sandung, doa, musik adat, dan persembahan hewan kurban. Durasi upacara bisa mencapai beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung kesiapan dan skala. - Sandung sebagai Rumah Tulang
Sandung adalah struktur kayu yang menyerupai rumah miniatur untuk menyimpan tulang leluhur. Di beberapa daerah disebut Pambak. Bentuk dan hiasannya memiliki simbol kosmologis — atap, ukiran burung, motif alam atas-bawah.
Ritual Tiwah memerlukan biaya besar — antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta per jenazah — sehingga tidak semua keluarga dapat menyelanggarakannya sendiri. Karena itu, sering dilakukan upacara massal secara gotong royong sebagai solusi bersama.