Eksistensi Tari Barong Sebagai Warisan Budaya Bali
- https://pin.it/3Ou8hlOLb
Gumi Bali, VIVA Bali – Tari Barong, salah satu dari tari Bali yang merupakan peninggalan kebudayaan pra Hindu. Tari ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, serta memiliki makna yang mendalam dalam Kebudayaan Bali.
Tari Barong berasal dari kata bahruang yang berarti binatang beruang yang merupakan seekor binatang mitologi yang mempunyai kekuatan gaib, dan dianggap sebagai binatang pelindung. Tari ini menjadi simbol penjaga harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan masyarakat Bali.
Sejarah Tari Barong tidak dapat dipisahkan dari sejarah kebudayaan Bali. Tari ini telah ada sejak zaman pra Hindu dan telah berkembang menjadi bagian dari Kebudayaan Bali. Tari Barong memiliki makna yang mendalam dalam Kebudayaan Bali, yaitu sebagai simbol pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.
Tari Barong memiliki beberapa tempat penting dalam Kebudayaan Bali, seperti Pura Puncak Dawa Baturiti Tabanan, Desa Singapadu, dan lain-lain. Di tempat-tempat ini, Tari Barong sering ditampilkan sebagai bagian dari upacara keagamaan dan sebagai atraksi budaya untuk wisatawan.
Tari Barong juga memiliki beberapa jenis, seperti Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Asu, Barong Gajah, Barong Macan, Barong Landung, dan lain-lain. Masing-masing jenis memiliki ciri khas dan makna yang berbeda-beda. Barong Ket misalnya adalah jenis Barong yang paling banyak didapat di Bali dan paling sering dipentaskan.
Tari Barong memiliki makna yang mendalam dalam Kebudayaan Bali, yaitu sebagai simbol pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Tari ini juga memiliki makna sebagai simbol kepercayaan Bali Kuno, yaitu sebagai pengurus sekte waisnawa. Tari Barong juga memiliki makna sebagai simbol kekuatan magis, yaitu sebagai pengurus Banaspatiraja.
Tari Barong sebagai salah satu dari tari Bali yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya, serta memiliki makna yang mendalam dalam Kebudayaan Bali. Tari ini memiliki beberapa jenis dan tempat penting dalam Kebudayaan Bali, serta memiliki makna sebagai simbol pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, kepercayaan Bali Kuno, dan kekuatan magis.