Melukat, Antara Penyucian Diri, Tren Healing, dan Warisan Budaya Bali

Melukat, berawal dari tradisi kini menjadi tren bagi para turis
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/search/2/image-film?phrase=pura+tirta+empul+foto

Melukat dan Kesehatan Mental

Psikolog menilai ritual seperti melukat bisa membantu proses relaksasi, refleksi diri, bahkan berfungsi sebagai terapi nonklinis. Proses simbolisasi pembersihan dan pelepasan beban batin ini dapat memberikan efek psikologis positif, meski tentu bukan pengganti pengobatan medis atau psikoterapi.

“Ritual ini membantu orang merasa diperbarui, seperti mendapat kesempatan kedua,” ujar Dr. Made Wirata, psikolog dari Denpasar. Di zaman serba cepat, momen untuk berhenti sejenak, merefleksi diri, sangat penting untuk kesehatan mental. 

Etika Mengikuti Melukat

Bagi wisatawan atau siapa pun yang ingin mencoba melukat, penting untuk menghormati aturan lokal dengan mengeenakan pakaian sopan (sarung dan selendang wajib), jangan berisik atau tertawa selama ritual, matikan ponsel atau minimal hindari penggunaan selama prosesi, ikuti instruksi pemangku dan jangan abaikan makna spiritual ritual ini. 

Melukat bukan hanya ritual penyucian diri, tetapi cermin dari kekayaan budaya Bali yang sarat makna. Di tengah popularitasnya, penting bagi siapa pun yang tertarik mencoba untuk memahami dan menghormati tradisi ini.

Jadikan melukat bukan sekadar konten media sosial, tetapi kesempatan untuk belajar, merenung, dan memperkaya pengalaman hidup.