Taman Nasional Way Kambas, Pusat Konservasi Gajah Sumatera
- https://disparekraf.lampungprov.go.id/pages/way-kambas
Wisata, VIVA Bali – Way Kambas bukan sekadar kawasan konservasi. Tempat ini juga menjadi destinasi wisata yang edukatif sekaligus penuh petualangan. Selain melihat gajah, kamu bisa menjelajahi hutan, mengamati perilaku satwa liar, atau berburu foto satwa langka seperti harimau Sumatera, burung-burung eksotis, hingga badak Sumatera yang menjadi ikon konservasi. Suasana hutan yang tenang, udara segar, dan pemandangan alami membuat Way Kambas menjadi pilihan ideal untuk short escape dari kesibukan kota.
Terletak di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Taman Nasional Way Kambas membentang seluas kurang lebih 125.631 hektare. Wilayah ini terdiri dari hutan rawa air, padang rumput, semak belukar, hingga hutan pantai, menjadikannya salah satu habitat dataran rendah terakhir di Pulau Sumatera yang masih terjaga keasriannya. Keindahan alamnya berpadu dengan kekayaan flora dan fauna yang beragam, membuat tempat ini sangat menarik bagi wisatawan dan peneliti.
Secara historis, kawasan ini sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Namun, status resminya sebagai taman nasional baru ditetapkan pada 13 Maret 1991. Pengelolaannya berada di bawah Balai Taman Nasional Way Kambas (BTNWK), yang memiliki misi melindungi keanekaragaman hayati di dalamnya. Sejak 1985, Way Kambas juga dikenal sebagai rumah bagi Pusat Konservasi Gajah (PKG), sekolah gajah pertama di Indonesia. Di sinilah para gajah dilatih, tidak hanya untuk pelestarian, tetapi juga untuk membantu pekerjaan manusia, seperti membajak sawah atau mengangkut kayu, bahkan ikut dalam pertunjukan atraktif untuk edukasi pengunjung.
Tidak hanya gajah, taman nasional ini juga melindungi berbagai satwa langka dan terancam punah lainnya, termasuk harimau Sumatera, badak Sumatera, tapir, beruang madu, rusa sambar, kijang, hingga kucing emas. Keanekaragaman burungnya pun menakjubkan, menjadikannya surga bagi para penggemar birdwatching dan fotografi alam. Untuk flora, kamu bisa menemukan berbagai jenis pohon seperti meranti, rengas, kiara, merbau, pulai, cemara pantai, hingga ketapang.
Akses menuju Way Kambas terbilang mudah. Dari Pelabuhan Bakauheni, jaraknya sekitar 103 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 20 menit. Dari Stasiun Tanjung Karang, Lampung, jaraknya sekitar 89 kilometer atau sekitar 2 jam 15 menit perjalanan. Jika kamu berangkat dari Bandara Raden Intan, jarak yang ditempuh hanya sekitar 77 kilometer atau kurang lebih 1 jam 50 menit perjalanan.
Harga tiket masuk ke Taman Nasional Way Kambas cukup terjangkau. Untuk hari biasa, wisatawan lokal hanya membayar Rp5.000 per orang, sedangkan wisatawan mancanegara dikenakan Rp150.000. Pada hari libur, tarifnya sedikit lebih tinggi, yakni Rp7.000 untuk wisatawan lokal dan Rp225.000 untuk wisatawan asing. Terdapat juga biaya tambahan untuk aktivitas seperti berkemah, trekking, atau mengamati satwa liar.
Taman ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Untuk pengalaman yang lebih berkesan, datanglah di pagi hari agar bisa melihat gajah mandi atau mengikuti atraksi yang digelar. Jangan lupa membeli pisang dari penjual di sekitar area sebagai camilan untuk gajah. Jika ingin mencoba sensasi menunggang gajah, cukup siapkan biaya sekitar Rp20.000 untuk satu putaran sejauh 50 sampai 100 meter, yang bisa dinaiki dua orang sekaligus bersama seorang pawang.