Solo, Kota Sejuta Rasa Wisata Asyik, Kuliner Epik

Menikmati keindahan arsitektur Masjid Raya Sheikh Zayed
Sumber :
  • Sevilla Elza Azzahra/ VIVA Bali

Wisata, VIVA Bali –Mendengar nama Kota Solo pasti sudah tidak asing lagi bagi para wisatawan. Kota ini terkenal sebagai Kota Budaya, di mana setiap hari raya keagamaan selalu dirayakan dengan meriah. Hal inilah yang membuat Solo tidak pernah membosankan untuk dikunjungi.

Dari Subak ke Tri Hita Karana Filosofi Bali yang Diakui UNESCO

Khusus bagi umat Muslim, sangat wajib mengunjungi dan beribadah di Masjid Raya Sheikh Zayed. Masjid ini merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Pembangunan masjid ini merupakan hadiah dari Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) kepada Indonesia. Masjid ini juga memiliki kaitan erat dengan mantan Presiden RI ke-7, Bapak Joko Widodo, karena hubungan baik beliau dengan Syekh Zayed (Almarhum) dan Presiden Mohamed bin Zayed.

7 Tips Liburan Ala Sultan dengan Budget Pas-pasan

Tak jauh dari Masjid Raya, wisatawan dapat berjalan kaki atau menggunakan ojek untuk menuju ke Bendungan Tirtonadi, salah satu ikon dari Kota Solo. Pembangunan bendungan ini berlangsung dari tahun 2016 hingga 2018.

Bendungan Tirtonadi, menjadi tempat sempurna menikmati angin

Photo :
  • Sevilla Elza Azzahra/ VIVA Bali
Bali Tetap Menjadi Permata Mahkota bagi Turis Australia

Proses pembangunannya tidak hanya mengandalkan desain konstruksi, tetapi juga memerlukan relokasi pemakaman yang jumlahnya mencapai 2.035 makam, termasuk makam Putri Solo, yaitu Putri Cempo.

Proses relokasi tersebut dilakukan dengan mengikuti budaya dan tata krama yang dipegang teguh oleh masyarakat asli Solo. Relokasi ini ditempatkan di daerah Sukoharjo dan Karanganyar.

Charisal menekankan bahwa, “Penataan ini sempurna mulai dari hilir ke hulu, dan semua tersambung dengan Jembatan Keris. Jadi, ini merupakan satu kesatuan utuh untuk ikon baru Kota Surakarta (Solo).”

Penataan yang baik ini kini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat maupun wisatawan untuk bermain dan bersantai, terutama pada sore hari untuk menikmati matahari terbenam.

Banyak juga UMKM di sekitar bendungan yang berjualan, sehingga hal ini turut meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan menjadikan kawasan ini sebagai salah satu destinasi wisata favorit.

Sedikit bergeser dari Bendungan Tirtonadi, pengunjung direkomendasikan untuk mencicipi kuliner bakaran khas Solo. Salah satu yang wajib dicoba berada di depan SMPN 7 Surakarta. Bakaran ini buka dari pukul 18.00–00.00 WIB.

Bakaran yang menjadi kuliner malam wajib saat di Solo

Photo :
  • Sevilla Elza Azzahra/ VIVA Bali

Tempat ini menjadi spot makanan favorit bagi mahasiswa, namun pengunjung umum pun disarankan mencobanya karena cita rasanya yang khas dan sulit ditemukan di kota lain.

Pengunjung bisa memilih berbagai macam gorengan, tusukan (seperti tempura dan jeroan), ayam, serta sambal yang disajikan dengan nasi hangat.

Selain menikmati bakaran khas, wisatawan juga bisa mencicipi kuliner lain yang tak kalah menggoda, yaitu mie ayam khas Solo.

Mie Ayam Kita Solo, tersembunyi tapi rasanya luar biasa

Photo :
  • Sevilla Elza Azzahra/ VIVA Bali

Salah satu yang direkomendasikan adalah Mie Ayam Kita Solo, yang terletak di gang kecil. Meskipun tersembunyi, rasa mie ayam ini bagaikan surga tersembunyi. Kuahnya yang kental, cita rasa rempah yang kuat, serta dominasi rasa manis membuat hidangan ini sangat cocok dinikmati di siang hari, apalagi di tengah cuaca terik Kota Solo.

Mie Ayam Kita Solo buka dari pukul 10.30 hingga 17.00 WIB, dengan harga mulai dari Rp10.000 yang ramah di kantong.

Datang ke Solo belum lengkap apabila belum mengunjungi Pasar Gede Hardjonagoro, atau biasa disebut Pasar Gede Solo. Pasar ini merupakan pasar tertua dan terbesar di Kota Solo.

Pasar ini menjadi pusat kuliner legendaris sekaligus sentra oleh-oleh khas Solo. Kuliner yang terkenal di sini antara lain dawet telasih, timlo Sastro, dan nasi liwet Bu Sri.

Dimsum Umayumcha jadi hidangan penutup dengan rasa gurih

Photo :
  • Sevilla Elza Azzahra/ VIVA Bali

Namun, apabila wisatawan ingin mencoba sesuatu yang lebih kekinian, mereka bisa mencicipi dimsum populer di kalangan anak muda, yaitu Umayumcha.

Dimsum di sini memiliki banyak varian, selalu disajikan hangat, dan dilengkapi dengan saus khas yang lezat, cocok dinikmati sebagai penutup setelah menyantap kuliner berat. Harganya pun ramah di kantong, mulai dari Rp3.000 per biji. Jam operasional Umayumcha adalah pukul 08.00–22.00 WIB.