Edible Flower Dining, Restoran dengan Menu Berbunga untuk Culinary Adventure di Bali

Bunga tersaji, rasa menjejak makna
Sumber :
  • https://www.luxurylifestylemag.co.uk/wp-content/uploads/2017/11/2.jpg

Wisata, VIVA Bali – Dalam beberapa tahun terakhir, tren kuliner yang mengangkat edible flowers atau bunga yang dapat dikonsumsi telah merambah dunia gastronomi global. Bali, sebagai destinasi wisata kuliner unggulan, tidak ketinggalan menghadirkan inovasi ini dalam sejumlah restorannya. Artikel ini mengulas secara mendalam konsep, manfaat, serta rekomendasi restoran di Bali yang khusus menyajikan hidangan berbunga, dengan dukungan riset dari jurnal dan sumber resmi pemerintah.

Bali Orchid Garden, Surga Anggrek Tropis di Tengah Kota Denpasar

 

Sejarah dan Peran Bunga dalam Masakan Bali

 

Liburan ke Bali Juli Ini Butuh Jaket, Suhu Malam Turun 20 Derajat

Penggunaan bunga dalam masakan Bali sesungguhnya sudah berakar dalam tradisi kuliner lokal, bukan sekadar hiasan. Dua bunga ikonis yang sering dipakai adalah:

1. Bunga Kecombrang (Etlingera elatior): Menambah rasa asam segar dan aroma sitrus pada sambal, rendang, maupun hidangan laut.

Sound Healing Hot Springs, Mata Air Panas dengan Terapi Getar di Kintamani

2. Jantung Pisang (Musa spp.): Sering diolah menjadi urab atau campuran kari, memberikan tekstur renyah dan rasa manis halus.

 

Kedua bahan ini bukan hanya memperkaya rasa, tetapi juga memiliki nilai simbolis dan sakral dalam upacara adat Hindu Bali.

 

Komposisi Nutrisi dan Manfaat Kesehatan

 

Sejumlah penelitian mengungkap bahwa edible flowers kaya akan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh:

 

1. Antioksidan dan Fenolik
Edible flowers mengandung senyawa antioksidan dan polifenol yang berfungsi melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Dikutip dari Alodokter: “Antioksidan sebagai senjata melawan radikal bebas, yaitu zat yang dapat mencegah atau menunda kerusakan sel akibat proses oksidasi”,
dan dikutip dari HaloDoc: “Polifenol atau senyawa fenolik membantu tubuh melawan radikal bebas dengan cara menetralkan molekul reaktif”.

 

2. Vitamin dan Mineral
Edible flowers juga kaya akan vitamin C dan vitamin B kompleks serta mengandung mineral seperti kalium dan fosfor, yang bersama-sama mendukung sistem imun, kesehatan jantung, dan metabolisme energi.
Dikutip dari Alodokter: “Vitamin C diyakini dapat meningkatkan sistem imun” digunakan sel darah putih untuk melawan infeksi dan peradangan” ,
dan dikutip dari HaloDoc: “Vitamin B Kompleks berperan penting dalam metabolisme energi, menjaga kesehatan saraf, dan pembentukan sel darah merah”.

 

Konsep “Edible Flower Dining” di Bali

 

Konsep ini menggabungkan estetika visual dengan cita rasa dan fungsi nutrisi. Para chef Bali berinovasi dengan cara:

1. Integrasi Bunga Lokal: Menggunakan bunga endemik dan rempah khas untuk menjaga keautentikan cita rasa Bali.

2. Presentasi Artistik: Penataan setiap kelopak bunga sedemikian rupa agar hidangan tampak seperti karya seni.

3. Fokus Kesehatan: Menonjolkan manfaat fungsional bukan hanya dekorasi sesuai tren gastronomi fungsional.

 

Rekomendasi Restoran dengan Menu Berbunga

 

1. Vanara Restaurant, Ubud

 

Terletak di Tegallalang, Vanara menyajikan menu Pork Ribs dengan taburan edible flowers dan microgreens pada saus kecap manisnya. Hidangan ini mengombinasikan kelembutan daging dengan sensasi bunga yang segar.

 

2. Yellow Flower Café, Penestanan, Ubud

 

Meski berkonsep kafe, Yellow Flower Cafe populer karena flower water pembuka, serta salad dan smoothie bowl yang dipenuhi kelopak bunga berwarna cerah. Tempat ini cocok untuk brunch santai sambil menikmati suasana alam Ubud.

 

3. Warung Flower’s Sanur, Sanur

 

Warung ini menawarkan aneka hidangan local nasi campur, mie goreng dengan sentuhan edible flowers sebagai garnish, sekaligus pilihan menu vegetarian-friendly.

 

4. Tanaman, Seminyak

 

Restoran plant-based di Potato Head yang sesekali mengaplikasikan kelopak bunga segar pada appetizer dan mocktail, menegaskan filosofi “honor the whole plant” dalam setiap sajian.

 

Dukungan Pemerintah dalam Pengembangan Culinary Tourism

 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) aktif mempromosikan inovasi kuliner, termasuk edible flowers, sebagai daya tarik wisata. Contoh nyata, dalam gala dinner ASEAN Tourism Committee Meeting, menu Rumpu Rampe (bunga dan daun pepaya khas Flores) dijadikan sajian utama untuk delegasi internasional.

 

Tips dan Sumber Pengadaan Bunga Edible di Bali

1. Pasar Tradisional & Farmers’ Markets: Ubud Art Market, Gianyar Night Market, dan pasar lokal lainnya sering menyediakan bunga kecombrang, bunga turi, dan bunga sepatu yang terjamin keamanannya.

2. Supplier Lokal: Island Organics Bali farm biodynamic di Baturiti menjual mix edible flowers siap pakai, ditanam tanpa pestisida .

3. Pengecekan Keamanan: Penting memastikan bunga yang dikonsumsi bersertifikat food-grade serta bebas bahan kimia.

 

Tantangan dan Prospek ke Depan

1. Regulasi dan Standar: Perlu standarisasi kualitas edible flowers agar konsumen yakin terhadap keamanan pangan.

2. Edukasi Chef & Konsumen: Pelatihan penggunaan bunga yang tepat dan informasi manfaat kesehatan dapat meningkatkan popularitas konsep ini.

3. Potensi Ekspor: Dengan kualitas bunga tropis yang tinggi, Bali memiliki peluang mengekspor edibles flowers ke pasar Asia dan Eropa.

 

Edible flower dining di Bali bukan sekadar tren estetika, melainkan refleksi inovasi kuliner yang menyehatkan dan mendukung ekosistem lokal. Dengan dukungan riset ilmiah dan promosi pemerintah, konsep ini berpotensi menjadi ikon gastronomi pulau dewata yang mendunia.