Sound Healing Hot Springs, Mata Air Panas dengan Terapi Getar di Kintamani

Wisata, VIVA Bali – Kintamani, sebuah kecamatan di Kabupaten Bangli, Bali, dikenal sebagai kawasan vulkanik aktif yang menyuguhkan panorama Kaldera Gunung Batur dan Danau Batur. Di kawasan ini tersebar sejumlah mata air panas alami yang telah dimanfaatkan sebagai objek wisata dan pusat terapi kesehatan tradisional. Belakangan, inovasi mengombinasikan terapi suara (sound healing) dengan rendaman air panas semakin diminati, menawarkan sensasi relaksasi ganda dari panas terapeutik dan getaran frekuensi rendah. Artikel ini membahas latar geologi, komposisi mineral, prinsip sound healing, implementasi terapi getar di mata air panas Kintamani, serta dukungan pemerintah daerah.

Latar Geologi Kintamani dan Mata Air Panas

Kawasan Kintamani terletak di dalam kaldera Gunung Batur, sebuah gunung berapi somma dengan dua cekungan kaldera besar, terbentuk akibat letusan sekitar 29.300 dan 20.150 tahun lalu. Di pusat kaldera terdapat Danau Batur seluas 15,9 km² dengan kedalaman maksimum sekitar 88 m. Sumber panas alami berasal dari sisa aktivitas magma di bawah permukaan, yang memanaskan air tanah hingga suhu 30–45 °C, lalu memancar sebagai mata air panas di beberapa titik seperti Toya Bungkah, Batur Natural Hot Spring, dan Pemandian Air Panas BMAS.

Komposisi Mineral dan Manfaat Terapi Air Panas

Komposisi Mineral dan Manfaat Terapi Air Panas

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa air panas vulkanik kaya akan mineral, termasuk belerang, natrium, kalsium, dan bikarbonat. Kandungan belerang, dikutip dari laman Alodokter dan Halodoc dikenal memiliki sifat antiseptik, antibakteri, serta antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan kulit dan mempercepat penyembuhan luka atau jerawat. Sementara itu, kalsium dan bikarbonat dalam air panas memberikan efek relaksasi otot serta meningkatkan sirkulasi darah, sesuai penjelasan Alodokter tentang terapi air hangat yang mampu melebarkan pembuluh darah dan melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh.

Halaman Selanjutnya

Dikutip dari laman Alodokter, berendam dalam air panas (termasuk air panas vulkanik) telah terbukti efektif dalam meredakan nyeri pada kondisi rematik dan osteoartritis. Studi menunjukkan bahwa melalui efek melebarnya pembuluh darah (vasodilatasi) serta pencairan ketegangan otot, perendaman ini meningkatkan elastisitas kulit dan sirkulasi perifer.