Dari Bursa Karbon hingga UMKM, OJK Gaspol Perkuat Pasar Modal Indonesia

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/CUKogMKKqpw/?igsh=MTdobXNrbWkxOGE5Zg==

Jakarta, VIVA Bali – Memasuki usia ke-48, Pasar Modal Indonesia mendapat suntikan semangat baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menegaskan komitmennya memperkuat tiga pilar utama pengembangan pasar modal. Langkah ini diharapkan dapat menjadikan pasar modal lebih inklusif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di tingkat global.

Mpok Alpa Tutup Usia di 38 Tahun, Raffi Ahmad Kenang Momen Terakhir

 

Dikutip dari antaranews.com, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa pilar pertama adalah peningkatan supply. OJK mendorong percepatan pencatatan perusahaan potensial, termasuk UMKM dan startup digital, agar lebih banyak pelaku usaha memanfaatkan pasar modal untuk pendanaan. Selain itu, pengembangan instrumen pembiayaan inovatif seperti green bonds, sukuk wakaf, dan securities crowdfunding menjadi bagian dari strategi ini.

7 Momen Karier Mpok Alpa, Dari Dangdut Kampung Hingga Jadi Presenter TV

 

“Pertama, peningkatan supply melalui akselerasi pencatatan perusahaan potensial termasuk UMKM dan startup digital, serta pengembangan instrumen pembiayaan inovatif seperti green bonds, sukuk wakaf, dan securities crowdfunding,” ujarnya dalam acara HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.

Duduk Santai di Rumah, Dua Pria di Sandubaya Diciduk Polisi dengan Barang Bukti Sabu 7,1 Gram

 

Pilar kedua berfokus pada perluasan basis investor domestik. Langkah yang diambil meliputi peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, serta memperluas partisipasi investor institusional. Tujuannya adalah menciptakan permintaan yang stabil dan berkelanjutan terhadap instrumen pasar modal.

 

Pilar terakhir menitikberatkan pada penguatan infrastruktur dan partisipan pasar. Transformasi digital, perbaikan sistem pengawasan terintegrasi, serta peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi fokus agar pasar modal Indonesia semakin efisien dan transparan.

 

OJK juga menegaskan bahwa keberlanjutan menjadi agenda penting. Prinsip environmental, social, and governance (ESG) terus dikawal di seluruh sektor jasa keuangan. Salah satu capaian nyata terlihat pada bursa karbon Indonesia yang hingga 8 Agustus 2025 telah mencatat transaksi senilai Rp77,95 miliar dengan volume lebih dari 1,59 juta tCO₂e. Dengan dimulainya perdagangan karbon internasional, angka ini diproyeksikan akan terus meningkat.

 

“Ke depan dengan telah diluncurkan perdagangan karbon internasional melalui bursa karbon Indonesia, maka nilai transaksi di bursa karbon diharapkan dapat terus meningkat,” ujar Mahendra.

 

Tahun ini, pengawasan keuangan derivatif resmi dialihkan ke OJK. Mahendra menegaskan bahwa pengalihan ini bukan sekadar perubahan kelembagaan, melainkan bagian dari strategi nasional untuk mendorong inovasi produk derivatif, memperkuat perlindungan investor, serta meningkatkan tata kelola sektor keuangan agar mampu menjawab tantangan zaman.

 

Mahendra optimistis pasar modal akan berperan strategis dalam mendukung agenda Asta Cita 2025–2029 yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas, transformasi ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta sistem keuangan yang tangguh dan berdaya saing global.

 

“Pengalihan ini bukan hanya perubahan kelembagaan, tapi juga bagian dari strategi nasional mendorong inovasi produk derivatif keuangan, memperkuat pelindungan investor, dan meningkatkan tata kelola yang dapat menjawab kebutuhan pelaku industri yang semakin modern dan dinamis,” Ujar Mahendra.

 

Ia menutup dengan ajakan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia sebagai momentum menjaga integritas, memperluas partisipasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi nasional.