Krisis Sampah Lombok Barat Meningkat, DLH Akui Status Darurat
- Moh Helmi/ VIVA Bali
Lombok Barat, VIVA Bali –Penumpukan sampah di berbagai titik wilayah Lombok Barat (Lobar) kian mencolok, memunculkan keprihatinan warga sekaligus desakan agar pemerintah segera bertindak. Krisis ini diperburuk oleh kondisi Tempat Penampungan Akhir (TPA) Kebon Kongok yang sudah over kapasitas.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lobar, Lalu Najamudin, mengakui kondisi darurat tersebut secara terbuka.
"Sudah ada SK Pak Gubernur tentang darurat sampah. Kami sudah tindak lanjuti dengan membuat status darurat sampah bulan Mei lalu. Memang benar tidak kita tutup-tutupi," ujar Najamudin saat diwawancarai Bali.viva.co.id melalui sambungan telepon.
Sebagai langkah awal, DLH Lobar meningkatkan jadwal pembuangan sampah ke TPA. "Dari yang sebelumnya satu rit per hari, kini kami tambah jadi dua rit. Ini untuk mengurangi penumpukan yang terjadi di titik-titik padat," ujarnya.
Sejumlah titik kritis seperti Pasar Gunungsari, Pasar Jerneng di Labuapi, dan Pasar Keru di Kecamatan Narmada menjadi prioritas penanganan.
"Penanganan ini sudah mulai dilakukan. Di Pasar Gunungsari misalnya, sampah diangkut selama tiga hari berturut-turut untuk membersihkan tumpukan," jelas Najamudin.
Namun, kendala utama masih pada keterbatasan armada dan kapasitas TPA.