Menjelang Idul Adha, Puluhan Pedagang Ketupat Memenuhi Jalan Airlangga Kota Mataram
- Ramli Ahmad/ VIVA Bali
Mataram, VIVA Bali –Suasana menjelang hari raya Idul Adha di Kota Mataram semakin semarak dengan hadirnya puluhan pedagang ketupat yang mengisi sepanjang jalan Airlangga, Kelurahan Punia. Keberadaan para pedagang ini menandakan tingginya permintaan masyarakat akan ketupat, yang merupakan makanan tradisional yang identik dengan perayaan hari raya di Indonesia.
Salah satu pedagang ketupat, Ibu Sahrip, ketika ditemui menceritakan rutinitasnya yang setiap tahun menjelang hari raya memasarkan ketupat. "Kami berasal dari Lingkungan Punia Karang Melayu dan biasanya berjualan di pasar. Namun, saat menjelang lebaran, kami memilih berjualan di pinggir jalan karena banyak masyarakat yang mencari ketupat untuk disajikan bersama keluarga pada malam lebaran," ujarnya.
Ibu Sahrip pun menyampaikan rasa syukurnya atas tingginya minat masyarakat terhadap ketupat. "Alhamdulillah, pembeli ketupat selalu ramai menjelang hari raya dan akan terus meningkat hingga esok," tambahnya. Ia menyebutkan bahwa pendapatan yang diraihnya bisa mencapai dua juta rupiah setiap hari, bahkan ia bisa memasak ketupat hingga dua kali dalam sehari untuk memenuhi permintaan, Kamis, 5 Juni 2025.
Tradisi makan ketupat di Lombok, khususnya di Kota Mataram, memang memiliki makna yang dalam. Selain sebagai simbol rasa syukur, ketupat juga mencerminkan pertukaran budaya yang terjadi di daerah ini. Makanan ini dibawa oleh penyebar Islam yang berasal dari Jawa, dan seiring berjalannya waktu, ketupat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari momen-momen perayaan.
Ketupat, yang terbuat dari beras yang dimasak dalam pembungkus daun kelapa, bukan hanya sekadar makanan. Dalam tradisi masyarakat Lombok, ketupat memiliki filosofi tersendiri yang berkaitan dengan kebersihan dan kesucian, menggambarkan kesederhanaan dalam menyambut hari yang penuh berkah.
Dengan semakin mendekatnya hari raya Idul Adha, eksistensi para pedagang ketupat seperti Ibu Sahrip menjadi bagian penting dalam tradisi masyarakat. Momen ini bukan hanya tentang menyantap makanan khas, tetapi juga tentang merayakan persatuan dan kebersamaan dalam keluarga.