Susahnya Cari Kerja Kantoran, Gen Z Ramai-Ramai Beralih ke Profesi Jadul

Antrian Para Pencari Kerja
Sumber :
  • https://rm.id/lihat-foto/megapolitan/273202/jakarta-job-fair-2025?hl=id-ID

Lifestyle, VIVA Bali – Mencari pekerjaan di era modern ini, terutama bagi generasi Z, semakin menunjukkan tantangan yang signifikan. Fenomena menarik yang kini mulai terlihat adalah beralihnya minat Generasi Z dari pekerjaan kantoran yang konvensional ke profesi-profesi "jadul" atau tradisional yang sebelumnya mungkin kurang diminati. Apa yang menyebabkan pergeseran ini?

5 Rekomendasi Bahan Pakaian untuk Kalian yang Mudah Berkeringat

 

Sulitnya Menembus Pasar Kerja Kantoran

Data menunjukkan bahwa persaingan untuk mendapatkan pekerjaan kantoran semakin ketat. Jumlah lulusan baru yang terus bertambah setiap tahunnya tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja, terutama di sektor formal. Selain itu, tuntutan kualifikasi yang semakin tinggi, seperti pengalaman kerja, keahlian khusus, dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru, seringkali menjadi hambatan bagi para pencari kerja Gen Z yang baru lulus.

Fakta Unik Bayam Popeye, Ternyata Beda Jauh dari Bayam Indonesia

 

Ditambah lagi, banyak perusahaan yang kini lebih memilih jalur kontrak atau paruh waktu untuk mengurangi beban operasional, yang berimbas pada ketidakpastian jenjang karier dan stabilitas finansial bagi karyawan. Hal ini tentu membuat Gen Z, yang mendambakan kemapanan, mulai mempertimbangkan opsi lain.

Cara Membuat Tahu Walik Crispy Anti Gagal! Camilan yang Gampang Banget Dibikin di Rumah

 

Daya Tarik Profesi Jadul

Di tengah sulitnya menembus ranah korporat, profesi-profesi yang dulunya mungkin dianggap "biasa saja" atau kurang bergengsi kini mulai dilirik oleh Gen Z. Profesi seperti petani, nelayan, pengrajin, penjahit, tukang cukur, hingga pedagang tradisional, perlahan kembali mendapatkan tempat.

 

Beberapa alasan di balik fenomena ini antara lain:

- Peluang Mandiri : Banyak profesi jadul memungkinkan Gen Z untuk menjadi bos bagi diri sendiri. Mereka bisa mengatur jam kerja, menentukan target, dan berinovasi sesuai keinginan. Ini selaras dengan semangat kemandirian dan kebebasan yang sering diusung oleh Gen Z.

- Kebutuhan Pasar yang Stabil : Meskipun tradisional, banyak profesi ini memiliki pangsa pasar yang stabil dan berkelanjutan. Kebutuhan dasar masyarakat akan pangan, sandang, dan jasa seringkali menjadi jaminan keberlangsungan profesi ini.

- Kekayaan Budaya dan Kearifan Lokal : Beberapa profesi jadul juga membawa serta nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang tinggi. Bagi Gen Z yang mulai sadar akan pentingnya melestarikan identitas, menekuni profesi ini bisa menjadi bentuk kontribusi nyata.

- Potensi Inovasi : Dengan sentuhan kreativitas dan pemanfaatan teknologi, profesi jadul bisa dirombak menjadi lebih modern dan menarik. Misalnya, petani yang menggunakan teknologi hidroponik, pengrajin yang memasarkan produknya secara daring, atau penjahit dengan desain-desain kekinian.

 

Masa Depan Karier Gen Z

Pergeseran ini mengindikasikan bahwa definisi "karier sukses" bagi Gen Z mungkin tidak lagi terpaku pada pekerjaan kantoran semata. Fleksibilitas, kemandirian, dan dampak sosial menjadi pertimbangan penting dalam memilih jalur profesi. Pemerintah dan berbagai lembaga diharapkan dapat mendukung fenomena ini dengan menyediakan pelatihan, akses modal, dan platform pemasaran bagi Gen Z yang memilih untuk menekuni profesi tradisional.

 

Dengan demikian, profesi-profesi jadul tidak hanya akan lestari, tetapi juga berkembang dan berkontribusi signifikan pada perekonomian nasional, didorong oleh semangat inovasi dari generasi Z.