Kuliner Khas Semarang yang Wajib Kamu Coba

gedung marba di lokasi kota lama Semarang
Sumber :
  • https://unsplash.com/id/foto/sebuah-bangunan-besar-dengan-menara-jam-di-atasnya-zEuGEpxfWE8

Kuliner, VIVA Bali – Semarang bukan cuma soal bangunan tua dan suasana kolonial. Kota ini punya cara sendiri untuk membuat orang jatuh cinta, yaitu lewat makanannya. Dari sajian legendaris yang dijaga turun-temurun hingga jajanan malam yang hanya muncul saat lampu kota menyala, kuliner khas Semarang menjadi daya tarik yang tak pernah sepi peminat.

Laklak, Kue Tradisional Bali yang Masih Hangat Dinikmati

Makanan tradisional yang bertahan lintas generasi kini kembali naik daun, seiring meningkatnya minat wisatawan terhadap pengalaman kuliner lokal yang autentik. Bila berkunjung ke kota penuh sejarah ini jangan lupa cicipi berbagai makanan khas berikut ini.

Lumpia Semarang Simbol Cita Rasa Tradisional

Tak lengkap bicara soal kuliner kota ini tanpa menyebut lumpia. Kudapan berbahan dasar rebung ini telah menjadi ikon kota sejak zaman kolonial. Kini, lumpia Semarang legendaris hadir dalam beragam varian: isi udang, ayam asap, hingga versi kekinian seperti keju atau smoked beef.

Menyusuri Rasa dan Makna dalam Sepotong Jaja Laklak Bali

Meski banyak inovasi, aroma khas bawang putih dan kulit lumpia yang garing tetap dipertahankan. Cita rasa inilah yang menjadikan lumpia sebagai oleh-oleh wajib dari Semarang.

Perpaduan Gurih Tahu Gimbal yang Khas Pesisir

Tahu gimbal Semarang adalah perpaduan tahu goreng, udang goreng tepung, lontong, tauge, dan bumbu kacang. Di balik tampilannya yang sederhana, tersimpan rasa khas yang kuat gurih, manis, sedikit pedas.

Jaje Gambir Kenyal Manis Tradisi Bali yang Lestari

Makanan ini mencerminkan selera masyarakat pesisir utara Jawa yang gemar perpaduan kontras rasa dalam satu sajian. Tidak heran jika tahu gimbal menjadi menu favorit di banyak warung tenda di pusat kota.

Soto Bangkong Hadirkan Konsistensi Rasa Sejak 1950-an

Di antara ragam kuliner berkuah di Jawa Tengah, soto Bangkong Semarang tetap jadi primadona. Kuahnya bening, isiannya ayam kampung suwir, disajikan dengan bihun dan taburan bawang goreng.

Warung soto ini sudah ada sejak tahun 1950-an dan terus mempertahankan cita rasa yang konsisten. Di era serba cepat seperti sekarang, soto Bangkong membuktikan bahwa kesederhanaan bisa menjadi kekuatan utama.

Kuliner Malam yang Menolak Padam

Saat malam tiba, kota ini justru semakin menggoda. Di berbagai sudut, mulai dari trotoar hingga tenda kaki lima, kuliner malam Semarang menawarkan sajian yang sulit ditolak.

Dari nasi goreng babat yang kaya rempah, sate kere, hingga wedang ronde hangat, semua menjadi bagian dari pengalaman menikmati kota yang terus hidup bahkan setelah toko-toko tutup

Jajanan Tradisional Khas Semarang

Selesai berburu kuliner, tak afdol rasanya pulang tanpa membeli oleh-oleh. Semarang juga dikenal lewat ragam jajanan lawas yang tetap eksis di era modern. Jajanan tradisional Semarang seperti wingko babat, ganjel rel, mochi ketan, dan geplak ketan masih diburu sebagai oleh-oleh.

Banyak dari produk ini yang dibuat secara manual oleh pelaku UMKM, bahkan ada yang sudah diwariskan hingga generasi keempat. Rasa autentik dan kemasan kekinian menjadikan jajanan ini lebih dari sekadar camilan.

Wisata Kuliner Jadi Wajah Baru Promosi Kota

Dengan kekayaan rasa, keberagaman hidangan, dan sejarah panjang di baliknya, wisata kuliner Semarang kini jadi wajah baru promosi kota. Pemerintah daerah bahkan mulai aktif mengangkat potensi kuliner dalam kampanye pariwisata dan festival.

Makanan bukan hanya soal kenyang, tapi juga cerminan budaya dan identitas. Dan Semarang, melalui dapurnya yang bersahaja, berhasil menyampaikan itu semua kepada siapa pun yang datang.