Culture Shock Hidup di Sulawesi!  Mukena Tak Hanya Untuk Ibadah Tapi Juga OOTD

Lifestyle, VIVA Bali – Mukena dikenal sebagai perlengkapan shalat bagi perempuan muslim di Indonesia yang secara umum dikenakan hanya saat melaksanakan ibadah. Namun, di beberapa wilayah di Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, mukena tidak hanya berfungsi sebagai pakaian ibadah, tetapi juga dipakai dalam aktivitas sosial sehari-hari.

“Salah satu culture shock yang aku temui di Sulawesi adalah aku banyak menemukan banyak orang orang yang pakai mukena tidak hanya ke masjid atau pergi mengaji tapi dipakai ke pasar, toko bangunan, warung, supermarket bahkan mukena pesta juga berbeda" Ucap @anugrahwulandiary di Tiktok

Fenomena ini kerap menimbulkan culture shock bagi pendatang dari luar daerah yang belum terbiasa melihat mukena dikenakan di tempat-tempat umum. Masyarakat setempat mengenakan mukena saat pergi ke pasar, toko kelontong, toko bangunan, bahkan ke supermarket modern. Tidak hanya mukena biasa, mukena di Sulawesi juga hadir dalam berbagai bentuk dan kategori mukena harian, mukena pesta, mukena travel hingga mukena dengan desain modern dan modis.

Asal-Usul dan Latar Belakang Budaya

Secara historis penggunaan mukena yang lebih fleksibel ini bisa dikaitkan dengan tradisi berpakaian muslimah yang telah mengakar kuat di kalangan masyarakat Sulawesi. Masyarakat Bugis dan Makassar, misalnya, dikenal dengan budaya religius yang kental. Konsep “mali’ sipakainge’” (saling mengingatkan dalam kebaikan) yang menjadi bagian dari falsafah hidup masyarakat, turut mempengaruhi gaya berpakaian perempuan yang cenderung sopan, tertutup, dan syar’i. Perempuan Sulawesi terbiasa mengenakan mukena sesudah salat dan melanjutkan aktivitas rumah tangga atau sosial tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu.  Hal ini dianggap praktis, cepat dan tetap sesuai nilai kesopanan yang dijunjung tinggi.

Lambat laun kebiasaan ini menjadi hal yang lumrah dan bahkan berkembang menjadi tren lokal. Mukena pun tidak lagi dianggap sebagai pakaian shalat melainkan sebagai pakaian luar yang sopan dan nyaman yang dapat dikenakan untuk keperluan di luar rumah.

Mukena Sebagai Identitas Kultural dan Sosial

Fenomena ini tidak hanya mencerminkan fleksibilitas berpakaian tetapi juga memperlihatkan bagaimana simbol religius seperti mukena dapat memiliki fungsi sosial dan kultural yang lebih luas, di banyak kota dan desa di Sulawesi mukena menjadi penanda identitas religius seorang perempuan.  Penggunaan mukena yang konsisten di ruang publik juga memperkuat kesadaran kolektif akan nilai-nilai agama dan kesopanan, serta menciptakan ruang publik yang ramah terhadap ekspresi religius perempuan.

Bagi pendatang dari luar Sulawesi, fenomena ini sering kali menjadi sumber keheranan sekaligus kekaguman. Tidak sedikit yang menyebutnya sebagai culture shock karena belum terbiasa melihat mukena dikenakan seperti pakaian luar rumah. Namun, seiring waktu, banyak yang akhirnya memahami dan menghargai praktik ini sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal yang mencerminkan hubungan erat antara agama, kebiasaan, dan identitas. Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana cara berpakaian dapat berbeda antar wilayah, meskipun sama-sama mengacu pada nilai dan norma agama yang sama.

Fenomena mukena sebagai pakaian luar di Sulawesi menjadi contoh menarik tentang bagaimana simbol agama dapat mengalami perluasan makna dalam konteks budaya lokal. Dari sekadar perlengkapan ibadah, mukena bertransformasi menjadi bagian dari gaya hidup, simbol kesopanan, dan bahkan media ekspresi diri.

Kebiasaan ini membuktikan bahwa budaya berpakaian tidak bersifat seragam di seluruh Indonesia. Alih-alih melihatnya sebagai sesuatu yang aneh atau berbeda, fenomena ini seharusnya dihargai sebagai bagian dari keanekaragaman budaya nusantara yang memperkaya narasi tentang identitas muslimah di Indonesia.: