Garis Wallace, Garis Tak Kasat Mata Pemisah Satwa di Indonesia
- https://finnsbeachclub.com/guides/the-wallace-line-bali/
Lifestyle, VIVA Bali – Jika sedang berada di pulau Bali dan memandang ke arah Timur atau ke arah Selat Lombok begitu juga sebaliknya bila melihat ke arah pulau Bali dari pulau Lombok, maka anda sedang berhadapan dengan sebuah garis ajaib yang tak kasat mata.
Di selat sepanjang 30 km tersebut, garis tersebut merupakan garis penting dan unik di dunia, khususnya di dunia fauna atau hewan.
Garis ini juga membentang ke utara di antara pulau Kalimantan dan pulau Sulawesi.
Untuk Indonesia, garis tersebut menjadi pemisah atau pembeda satwa yang ada di sisi timur Indonesia dengan hewan yang ada di sisi barat Indonesia.
Di sisi barat garis itu, fauna atau hewan dari benua Asia hidup di sini. Contohnya gajah, harimau, dan badak. Sementara di bagian timur garis ini, ada komodo, kakak tua, dan burung cendrawasih.
Hewan-hewan yang tinggal di kawasan tersebut tidak pernah pindah ke kawasan sisinya.
Contohnya komodo tidak ditemukan di pulau kalimantan dan sumatera. Begitu juga badak tidak ditemukan di pulau Papua atau nusa tenggara.
Batas imajiner ini disebut dengan garis Wallace. Garis ini adalah garis pembagi biogeografis yang menentukan lingkungan mahluk hidup.
Mengenal Sosok Wallace
Nama garis Wallace diambil dari nama penemunya yaitu Alfred Russel Wallace. Ia merupakan pakar alam atau naturalis.
Pria berkebangsaan Inggris ini lebih senang menghabiskan waktu di alam dibandingkan di perpustakaan.
Garis Wallace ini tidak sengaja ditemukan oleh Wallace. Saat itu, ia sedang melakukan ekspedisi mengelilingi kepulauan Melayu selama 8 tahun.
Selama ekspedisi tersebut, ada hal yang terus mengganggu pikirannya. Yaitu bagaimana satu spesies bisa berubah bentuk. Pemikiran Wallace ini sama dengan yang dipikirkan oleh Charles Darwin.
Namun, Darwin-lah yang mencetuskan pertama kali teori evolusi. Sehingga Darwin lebih terkenal dibanding Wallace.
Pengalaman berada di lapangan memang tidak pernah bohong. Bertahun-tahun hidup dalam ekspedisi, Wallace mulai melihat pola lain yang lebih unik dari keragaman satwa dan tumbuhan. Pola ini tidak bisa hanya dijelaskan hanya dengan proses evolusi.
Setiap kali Wallace pindah pulau yang ada di Indonesia, ia menyadari ada perbedaan fauna atau hewan di pulau tersebut dengan pulau yang ia kunjungi sebelumnya.
Kadang perbedaan hewan di kedua pulau tersebut sangat halus, kadang juga sangat mencolok.
Menetapkan Garis Wallace
Puncaknya adalah ketika ia menyebrang dari pulau Bali ke pulau Lombok yang berjarak sekitar 32 km.
Ketika ia tiba di lombok, hewan yang ada di pulau tersebut sangat berbeda dengan hewan yang ada di pulau Bali. Berubah total.
Burung-burung yang ada di Bali atau di kawasan barat Indonesia seperti burung pelatuk, burung penenun, dan beberapa jenis serangga tidak ia temukan di pulau Lombok. Padalah kondisi alam dan pohon di pulau Bali dengan pulau Lombok mirip.
Saat itulah ia menyadari ada pembatas atau garis yang membagi dunia satwa secara ekstrim. Dalam pikiran wallace, satwa yang ada di pulau Lombok tidak bisa pergi ke wilayah barat atau pulau Bali. Begitu juga sebaliknya.
Ia pun mulai menelusuri perbedaan tersebut. Mulai dari bukti, pola, dan mencari alasannya. Semakin ia jauh pergi dari garis itu, perbedaan hewan semakin jelas.
Maka ia menetapkan batas yang membedakan satwa tersebut disebut dengan garis Wallace pada tahun 1859.