Perkembangan Seni Kontemporer Bali di Luar Ubud, Galeri Tersembunyi di Canggu

Seni kontemporer di galeri Canggu
Sumber :
  • https://images.squarespace-cdn.com/content/v1/67f62875d93dfb0017dc8e1e/1346c074-ee33-42df-ae57-b9c06e53068e/IMG_6760.jpg

Lifestyle, VIVA Bali – Canggu, kawasan pesisir yang semula terkenal sebagai destinasi berselancar dan kafe kreatif, kini mulai dikenal sebagai sentra seni kontemporer yang baru di Bali.

Kebiasaan Kecil yang Bisa Bantu Kurangi Emisi Karbon

Alih-alih menumpuk kunjungan hanya di Ubud, banyak pengunjung seni menyadari bahwa “masih kurang [seni kontemporer] di sini, yang diidam-idamkan oleh penduduk lokal maupun wisatawan.” Banyak ekspatriat seni dan seniman lokal melihat celah ini.

Galeri-galeri tersembunyi di Canggu menjawab kebutuhan tersebut dengan menampilkan seniman Indonesia dan internasional. Misalnya, Bvlgari Resort mencatat bahwa di kawasan modis Canggu kini berdiri Crate Gallery dan The Slow galeri yang menempati kafe dan hotel butik sebagai ruang kontemporer baru. Keberadaan mereka memperkaya lanskap seni Bali, memberi alternatif segar di luar rute wisata seni tradisional.

Gadget di Tangan Anak, Bahaya Tersembunyi yang Mengintai!

Sun.Contemporary, misalnya, didirikan pada 2024 oleh seniman South Africa Ricky Lee Gordon sebagai galeri berbasis komunitas seniman di Pererenan (utara Canggu).

Galeri dua lantai ini menampilkan karya seniman lokal dan mancanegara sesuai deskripsi situsnya sebagai “ruang proyek yang dipimpin seniman, mempromosikan karya seniman Indonesia dan internasional.” Gordon sendiri dikenal dengan lukisan alam menggunakan pigmen alami, dan kemudian membawa visinya ke Bali.

Cara Agar Alat Masak Kayu Bebas Minyak, Bau dan Jamur

Dia menyatakan tujuan Sun.Contemporary adalah memupuk bakat lokal sekaligus menghubungkannya dengan dunia seni global. Sejak pembukaannya, galeri ini telah menggelar pameran solo seperti “Falling Star / Rising Tide” (2024) karya pendirinya.

Menariknya, pembukaan galeri ini dilandasi keberanian besar seperti kata Gordon, “saya mempertaruhkan segalanya, itu sebuah risiko, tetapi tanggapannya luar biasa.” Galeri ini juga merencanakan program lintas disiplin (musik, diskusi, kuliner) untuk merangsang komunitas seni.

Crate Gallery adalah contoh lain yang menggabungkan seni dengan kehidupan sehari-hari Canggu. Terletak di dalam kedai kopi Crate Cafe, galeri ini memanfaatkan interior beton abu-abu sederhana sebagai kanvas menampilkan karya kontemporer.

Suasana santai “di dalam kafe dengan toko konsep dan lounge” memungkinkan pengunjung menikmati kopi sambil mengamati karya seni. Crate rutin menggelar pameran seniman muda lokal dan eks-pat; misalnya ilustrasi “Some Girls” oleh Rik Lee, seri foto “Brooklyn On Film” karya Yasmin Suteja, serta karya tato minimalis Steve Marlon pernah dipamerkan di sini. Kombinasi kafe dan galeri ini membuat seni kontemporer lebih mudah diakses publik, mempererat komunitas kreatif Canggu melalui acara pameran santai dan lokakarya.

Hotel butik The Slow di Batu Bolong memiliki galeri tersembunyi di balik fasadnya. Tidak sekadar galeri biasa, The Slow merangkap ruang seni eksklusif dalam konsep hotel mewah. Dinding restoran dan lobi hotel ini dipenuhi koleksi karya kontemporer internasional.

Sebuah ulasan menyebut The Slow sebagai salah satu “klub terpanas di pulau ini” berkat koleksi seni pribadinya yang berharga. Karya seniman internasional seperti Chris Searl, Kate Bellm, dan Roman Kimin Yang terpampang sebagai bagian dari koleksi tetap The Slow Gallery. Nuansa The Slow berbeda: pengunjung melebur dengan suasana santai dan mewah, disertai tata cahaya hangat dan musik lembut, sehingga pengalaman melihat seni terasa lebih intim dan eksklusif.

Galeri Rupa Bentuk Desain, The Medium

Di sela-sela kafe dan hotel, terdapat The Medium perpaduan galeri seni dan showroom desain furnitur di Berawa, Canggu. Situs resminya menyatakan The Medium dengan cepat memperoleh reputasi menyatukan “karya furnitur, seni lokal dan internasional, pencahayaan, dan desain” menjadi satu koleksi. Bangunannya tampak seperti gudang putih sederhana dari luar (agak tersembunyi), namun di dalamnya pengunjung disuguhi interior dua lantai yang estetis.

Seorang pengunjung online menggambarkan lukisan di The Medium sebagai “unik-unik”, dan setiap sudut ruangnya terasa “aesthetic” dengan warna yang menenangkan. Selain pameran lukisan kontemporer, ruang ini memamerkan koleksi furnitur desainer, sehingga pengunjung serasa berjalan dalam pameran desain sekaligus galeri seni. Kolaborasi unik seni dan desain ini menambah ragam yang hidup bagi scene kontemporer Canggu.

Mendukung Seniman Muda, Russ Gallery

Russ Gallery adalah galeri kontemporer baru yang dibuka di Jalan Nelayan, Canggu. Menurut ulasan Artopologi, Russ Gallery “bertujuan menjadi wadah untuk mendukung seniman-seniman muda.” Visi ini juga tercermin dalam liputan Bvlgari Resort Bali: Russ disebut sebagai “ruang baru seni kontemporer” yang berjiwa lokal, berkomitmen membantu regenerasi seniman muda Bali dan Indonesia yang belum punya panggung untuk karya mereka.

Galeri ini secara khusus memberi kesempatan kepada talenta muda untuk membangun karier dan berjejaring dengan kurator, kolektor, serta seniman lebih senior. Pameran di Russ Gallery menggabungkan berbagai medium, dari lukisan bermotif tradisi Bali hingga instalasi kontemporer.

Sejauh ini, pengunjung melihat karya-karya yang memperkaya wacana seni Bali; Bvlgari bahkan merekomendasikan Russ Gallery sebagai “wajib dikunjungi.” Atmosfer Russ cenderung bersahaja dan berfokus pada karya itu sendiri, mendorong dialog kreatif di antara seniman muda di Canggu.

Canggu telah menjadi epicentrum seni kontemporer yang berimbang antara lokal dan global. Galeri-galeri seperti Sun.Contemporary, Crate, The Slow, The Medium, dan Russ Gallery tidak hanya menampilkan karya-karya penting, tetapi juga menciptakan komunitas mulai dari seniman muda Bali hingga kolektor luar negeri.

Dengan pameran yang dipilih secara kuratif dan suasana unik di masing-masing ruang, pengunjung dapat merasakan pengalaman seni yang berbeda di setiap sudut Canggu. Seperti kata pendirinya, Ricky Lee Gordon, tanggapan publik terhadap galeri-galeri ini “sangat luar biasa,” menandakan bahwa lanskap seni Bali kini hidup dan berkembang di luar batas-batas tradisional.