Anak Tantrum Bikin Pusing? Ini Cara Efektif Mengatasinya

Cara Mengatasi Anak Yang Tantrum
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/medium-shot-boy-laying-floor_8148258.htm

Tips, Viva Bali – Tantrum pada anak adalah hal yang umum terjadi, terutama pada usia balita. Situasi ini bisa menjadi tantangan bagi orang tua, terutama ketika terjadi di tempat umum. Memahami penyebab dan cara mengatasi tantrum sangat penting untuk membantu anak belajar mengelola emosinya dengan baik. Artikel ini akan membahas berbagai strategi yang dapat membantu orang tua dalam menghadapi anak tantrum dengan tenang dan efektif.

Cara Ampuh Menghilangkan Bau Tak Sedap di Kulkas

 

1. Tetap Tenang dan Sabar

Hal pertama yang perlu dilakukan saat menghadapi anak tantrum adalah menjaga ketenangan diri. Reaksi panik atau marah hanya akan memperburuk situasi. Anak usia balita masih belajar mengelola emosi, sehingga saat mereka kehilangan kendali, kehadiran orang tua yang tenang akan menjadi jangkar emosional.

30 Tips untuk Menjadi Lebih Bahagia, Simak Panduan Praktis Bahagia Setiap Hari

Dalam banyak kasus, tantrum muncul ketika anak merasa frustrasi dan tidak mampu menyampaikan keinginannya. Tugas orang tua adalah menjadi pendengar dan penenang, bukan menambah kekacauan. Tarik napas dalam-dalam, atur nada bicara dengan lembut, dan fokus pada membantu anak kembali tenang.

2. Alihkan Perhatian Anak dengan Cerdas

Salah satu cara mengatasi tantrum yang terbukti efektif adalah mengalihkan perhatian anak sebelum emosinya meledak. Misalnya, ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda frustrasi karena tidak diizinkan membeli mainan, coba arahkan perhatiannya ke hal lain seperti cerita lucu, lagu, atau objek menarik di sekitarnya.

Cara Ampuh Mengolah Daging Kambing agar Tidak Bau Prengus

Balita belum bisa mengelola emosi kompleks seperti orang dewasa. Oleh karena itu, distraksi yang cerdas bisa menyelamatkan situasi dan mencegah tantrum berkembang lebih parah.

3. Pahami dan Atasi Kebutuhan Fisik Anak

Banyak tantrum berawal dari kebutuhan fisik yang tidak terpenuhi, seperti lapar, mengantuk, atau kelelahan. Ini sering terjadi di waktu-waktu krusial seperti menjelang tidur siang atau ketika anak belum makan.

Dilansir dari Alodokter bahwa memastikan anak cukup istirahat dan mendapat asupan gizi yang cukup bisa mengurangi kemungkinan tantrum. Jadi, jangan abaikan rutinitas harian anak, karena ketidaknyamanan fisik dapat menjadi pemicu tantrum yang tidak disadari.

4. Validasi Perasaan Anak Tanpa Menyerah pada Keinginannya

Saat anak menangis keras karena tidak diizinkan memainkan gadget lebih lama, katakan bahwa Anda memahami perasaannya. Validasi emosi anak, namun tetap teguh pada aturan. Misalnya, ucapkan: “Ibu tahu kamu sedih karena waktunya selesai bermain, tapi kita sudah sepakat hanya 30 menit.”

Melalui cara ini, anak belajar bahwa perasaannya diterima, namun tetap ada batasan yang harus dihormati. Ini adalah langkah penting dalam menanamkan disiplin yang empatik dan mencegah anak mencari perhatian lewat tantrum.

5. Tetapkan Rutinitas dan Aturan yang Konsisten

Tantrum juga bisa muncul akibat perubahan rutinitas atau lingkungan yang membuat anak merasa tidak aman. Anak-anak, terutama usia prasekolah, membutuhkan struktur yang dapat diprediksi untuk merasa nyaman.

Menurut Primaya Hospital, menjaga rutinitas harian yang konsisten, seperti jam makan dan tidur, membantu anak merasa tenang karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Jika rutinitas harus berubah, sampaikan jauh-jauh hari agar anak punya waktu untuk beradaptasi.

6. Berikan Pelukan atau Tempat Aman Saat Anak Meluapkan Emosi

Kadang, tantrum terjadi bukan karena keinginan tertentu, melainkan karena anak kewalahan secara emosional. Dalam kasus ini, bukan logika yang dibutuhkan, melainkan rasa aman.

Jika anak tantrum parah, dekati perlahan dan tawarkan pelukan. Beberapa anak akan menerima dengan cepat, yang lain mungkin butuh ruang dulu. Bila anak cenderung menyerang atau membahayakan diri, arahkan ke tempat tenang tanpa gangguan, lalu dampingi sampai emosinya mereda. Dukungan emosional seperti ini akan membantu anak belajar bahwa meluapkan perasaan adalah hal wajar, asalkan dilakukan dengan cara yang tepat.

 

Menghadapi anak tantrum memang menantang, tetapi dengan pemahaman dan strategi yang tepat, orang tua dapat membantu anak belajar mengelola emosinya. Kunci utamanya adalah tetap tenang, konsisten, dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan anak. Dengan pendekatan yang tepat, frekuensi dan intensitas tantrum dapat berkurang seiring waktu.