Makepung Bali, Serunya Balap Kerbau di Tanah Dewata yang Penuh Tradisi

Tradisi Balap Kerbau Jembrana
Sumber :
  • https://www.water-sport-bali.com/10-hal-unik-yang-hanya-ada-di-bali/

Gumi Bali, VIVA Bali – Makepung Bali adalah tradisi balap kerbau yang berasal dari Jembrana, Bali. Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jembrana Bali dan menjadi simbol kebanggaan masyarakat setempat. Festival kerbau Bali ini juga menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin menyaksikan keunikan budaya agraris di pulau dewata.

Menelusuri Asal Usul dan Fungsi Genggong di Kehidupan Masyarakat Bali

 

Sejarah dan Makna Makepung

 

Awal Mula

Pesona Desa Budaya Kertalangu Denpasar dengan Tugu Perdamaian Dunia

 

Tradisi balap kerbau ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1920-an, berawal dari kebiasaan para petani yang memacu kerbau mereka saat membajak sawah sebagai bentuk hiburan. Lambat laun, kebiasaan ini berkembang menjadi kompetisi dan dijadikan ajang kejuaraan Makepung.

Desa Terbersih di Bali, Tempat di mana Tradisi Hidup Dalam Setiap Langkah

 

Makna

 

Selain sebagai hiburan, makepung juga menjadi wujud syukur atas hasil panen dan sarana mempererat hubungan antarwarga desa. Di balik keseruannya, tradisi ini mengandung filosofi gotong royong dan kerja sama.

 

Prosesi dan Atraksi

 

Kerbau yang akan ikut serta dalam makepung dihias secara khusus menggunakan ornamen warna-warni dan dihubungkan dengan bajak kayu. Seorang joki berdiri di atas bajak tersebut, mengendalikan kecepatan dan arah lari kerbau.

 

Atraksi makepung berlangsung di lintasan khusus, dengan suara sorakan warga dan dentuman musik tradisional yang semakin memeriahkan suasana. Balapan ini tidak hanya mengandalkan kecepatan, tetapi juga kekompakan antara joki dan kerbau.

 

Makepung Lampit dan Makepung Darat

 

Makepung Lampit merupakan varian balap kerbau yang dilakukan di sawah berlumpur dengan menggunakan alat tradisional bernama lampit. Lintasan berlumpur ini sepanjang 80 meter, dan setiap pasangan kerbau akan menarik lampit yang ditunggangi oleh joki.

 

Tradisi makepung lampit ini sudah ada sejak sekitar tahun 1930-an dan merupakan bagian dari budaya agraris masyarakat Bali. Namun, karena alat tradisional seperti lampit sudah mulai tergantikan oleh teknologi modern, kini jenis ini makin jarang diselenggarakan.

 

Sebaliknya, makepung darat yang menggunakan lintasan tanah kering dan kereta kayu menjadi lebih populer. Kejuaraan makepung darat sering diadakan dalam skala besar, seperti Piala Bupati dan Piala Gubernur.

 

Jadwal dan Lokasi

 

Festival kerbau Bali ini biasanya digelar di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Makepung Bali dimulai sejak pagi hari pukul 07.30 dan berlangsung selama kurang lebih lima jam. Perlombaan rutin dilaksanakan dua kali sebulan, mulai dari Juli hingga November.

 

Setiap satu pasang kerbau diikat dengan bajak kayu, dan akan dipacu oleh seorang joki menuju garis finish. Masyarakat berbondong-bondong datang ke lokasi lomba untuk menyaksikan serunya tradisi balap kerbau yang khas ini.

 

Pelestarian Budaya

 

Sebagai bagian dari budaya Jembrana Bali, makepung terus dilestarikan oleh pemerintah daerah dan komunitas lokal. Acara ini bukan hanya bentuk hiburan rakyat, tetapi juga menjadi identitas budaya yang perlu dijaga kelangsungannya.

 

Dengan eksistensinya hingga saat ini, makepung telah menjadi salah satu festival kerbau Bali yang patut dibanggakan. Kejuaraan makepung juga menjadi bukti bahwa warisan leluhur ini masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat modern.