Megalitikum Tenganan, Desa Kuno yang Menjaga Zaman Batu
- https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/73/The_Pandan_War.jpg
Luka yang terjadi selama ritual dianggap sebagai bagian sakral, bukan sebagai kekerasan. Ritual ini juga menjadi salah satu atraksi budaya yang menarik bagi wisatawan.
Hukum Adat Ketat
Desa Tenganan Pegringsingan memiliki sistem hukum adat yang sangat ketat. Sistem perkawinan endogami diterapkan, artinya hanya pernikahan di antara warga desa yang diizinkan. Aturan ketat juga diberlakukan mengenai kepemilikan tanah, dan larangan masuk bagi orang luar setelah senja masih dipertahankan.
Arsitektur desa juga mempertahankan aturan leluhur, dengan rumah-rumah tradisional yang berjajar rapi dan dikelilingi tembok tinggi. Setiap rumah memiliki fungsi khusus, seperti tempat tinggal, tempat upacara, atau tempat pembuatan kerajinan.
Peninggalan Megalitik
Desa Tenganan memiliki beberapa peninggalan megalitik yang menjadi tempat pemujaan bagi masyarakat setempat. Misalnya, Kakidukun yang bentuknya mirip phallus kuda dalam keadaan tegak, terletak di sisi utara desa dan merupakan tempat permohonan bagi suami-istri untuk mendapatkan anak. Ada juga Batu Taikik berbentuk monolith yang diyakini sebagai bekas isi perut atau kotoran kuda Onceswara, serta Penimbalan yang diyakini sebagai bekas paha kuda dan tempat upacara Teruna Nyoman.