Tradisi Perayaan Idul Adha di Nigeria yang Meriah dan Penuh Makna
- https://naijabiography.com/wp-content/uploads/2022/09/Durbar.jpg
Budaya, VIVA Bali – Idul Adha adalah salah satu hari raya besar umat Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah, bertepatan dengan pelaksanaan ibadah Haji di Mekkah.
Idul Adha dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban karena memperingati peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang bersedia menyembelih putranya Bernama Ismail AS sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai bentuk kasih sayang-Nya.
Setiap negara di seluruh dunia yang merayakan Idul Adha pasti memiliki tradisi sendiri diantaranya. Banyak tradisi perayaan Idul Adha di dunia yang bisa kita ketahui dan kita hargai. Di Indonesia, tradisi yang biasa dilakukaan saat Hari Raya Idul Adha yaitu Salat Idul Adha yang biasanya dilaksanakan di masjid atau lapangan terbuka, penyembelihan hewan kurban seperti kambing dan sapi, takbir dan dzikir yang dikumandangkan sejak malam Idul Adha hingga hari-hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah), saling berbagi dan silaturahmi untuk mempererat hubungan antar sesame melalui berbagi daging kurban dan saling mengunjungi.
Sejak masuknya Islam di Nigeria, umat Islam telah merayakan Idul Adha yang jatuh pada hari kesepuluh bulan Dzulhijjah setiap tahun. Hari raya ini disebut sebagai "Idul Kabir" atau dalam bahasa Hausa Babbar Sallah. Umat Islam di Nigeria merayakannya dengan ibadah ritual yang meliputi pergi ke tempat salat di pagi hari, menyembelih hewan kurban, terutama dalam bentuk domba jantan (kegiatan inti hari raya), dan berbagi makanan dengan keluarga dan teman. Tujuannya adalah untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama Muslim dan, dalam beberapa kasus, dengan tetangga non-Muslim.
Tradisi Perayaan Idul Adha di Nigeria, antara lain:
1. Mengunjungi tempat salat
Pria dan wanita dari segala usia mengunjungi tempat salat untuk melaksanakan salat Idulfitri. Kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian baru untuk menunjukkan kegembiraan dan kebahagiaan, karena ini adalah salah satu hari terpenting dalam setahun. Mereka melaksanakan salat ini dengan melaksanakan dua rakaat setelah imam dan kemudian tinggal di tempat salat untuk mendengarkan khotbah dari imam, yang juga dihadiri oleh raja dan pejabat tinggi lainnya. Sebuah senjata ditembakkan ke langit dari rombongan kerajaan untuk menandai berakhirnya salat.
