Puluhan Warga Alasbuluh Hadapi Relokasi Setelah Turun-Temurun Tinggal di Lahan Milik Kemenhut

Rumah warga di lahan milik Kemenhut Wongsorejo, Banyuwangi
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Bali

Banyuwangi, VIVA Bali –Rencana relokasi 32 Kepala keluarga (KK) yang menempat di areal lahan milik Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mulai disosialisasikan. Sejumlah warga mengaku hanya bisa pasrah terhadap rencana tersebutr dan berharap lokasi relokasi yang baru tidak jauh dari lokasi sebelumnya. 

“Kami bisa apa, kami hanya bisa pasrah saat akan direlokasi. Tapi apa salahnya juga kalau kami punya harapan,” ujar warga Desa Alasbuluh, Sunasa. 

Menjelang peralihan hak milik lahan Kemenhut seluas 305,9 hektar di perbatasan Desa Alasbuluh dan Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur wacana relokasi terus digulirkan. 

Relokasi sedianya akan dilakukan oleh Kemenhut pada 32 KK yang selama ini menempati lahan hasil tukar guling dengan Pertamina. 

Puluhan warga yang sudah menetap secara turun temurun sejak sebelum jaman kemerdekaan Republik Indonesia akan direlokasi di tempat yang baru. 

“Kami berharap lokasi relokasi tidak terlalu jauh dari lokasi yang sekarang karena mata pencaharian kami disini,” tutur Sunasa pada VIVA News. 

Tokoh masyarakat ini juga berharap pada Pemerintah agar rumah di lokasi relokasi layak huni untuk seluruh anggota keluarga. 

“Semoga rumahnya layak huni untuk kami. Selain itu, kami tetap bisa menjadi peternak dengan mendirikan kandang di belakang rumah kami,” kata Sunasa. Selasa, 23 September 2025. 

Camat Wongsorejo, Ahmad Nuril Falah juga ikut mencari Solusi dalam wacana relokasi yang akan dilakukan pada warga yang kini menetap di lahan milik Kemenhut tersebut. 

“32 Kk yang menempati di lahan itu memang akan direlokasi namun bagaimana mekanisme masih dalam pembahasan. Kami juga akan mengajukan permintaan lahan kosong pada Pemerintah,” jelas Camat Wongsorejo, Ahmad Nuril Falah. 

Dalam kesempatan yang sama, Manager Land Acquisition Pt Pertamina Persero, Ferri Setyo Pambudi juga membenarkan wacana relokasi pada lahan tukar guling antara pihak Pertamina dengan Kemenhut. 

“Terkait pengosongan, solusinya sedang kami cari secara baik-baik. Kami tidak bisa mengambil Keputusan sendiri dan akan terus berkoordinasi dengan aparatur di wilayah setempat,” tandas Manager Land Acquisition Pt Pertamina Persero, Ferri Setyo Pambudi pada VIVA News. 

Berdasarkan berita acara, Bulan Desember 2025 lahan seluas 305,9 hektar yang berada di perbatasan Desa Alasbuluh dan Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Kabupatan Banyuwangi, Jawa Timur akan resmi menjadi milik Kemenhut. 

Lahan tersebut merupakan hasil tukar guling dengan lahan seluas 126 hektar di kawasan Hutan Jati Peteng, Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. 

Seharusnya, proses tukar guling sudah diselesaikan pada Bulan Desember 2024 namun tertunda hingga setahun karena ada perubahan beberapa objek yang yang menjadi aset tukar guling. 

Sedikitnya ada 54 aset yang tersebar di seluruh Indonesia yang menjadi objek tukar guling antara Pertamina dengan Kemenhut.