Basarnas Upayakan Angkat Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya, 28 Nyawa Masih Dicari di Selat Bali
- Dok. Pemkab Banyuwangi/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Bali –Operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali masih terus berlangsung. Hingga hari keenam sejak musibah terjadi, tim SAR gabungan belum berhasil menemukan korban baru. Sebanyak 28 penumpang masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian intensif. Senin, 7 Juli 2025
Musibah ini menggugah perhatian publik karena menyangkut keselamatan transportasi laut yang kerap digunakan masyarakat. Dari total 65 penumpang dalam manifes kapal, 30 orang berhasil ditemukan selamat, sementara 8 orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Ironisnya, satu korban meninggal yang ditemukan belakangan ternyata tidak tercatat dalam manifes resmi.
Dalam perkembangan terbaru, tim SAR kini mengerahkan seluruh sumber daya untuk mendeteksi objek bawah laut yang diduga kuat sebagai bangkai kapal. Upaya ini melibatkan dua kapal milik TNI AL, yakni KRI Fanildo 732 dan KRI Spica 934, yang dilengkapi teknologi canggih seperti sonar, magnetometer, dan side scan sonar.
“SRU (Search and Rescue Unit) underwater diturunkan untuk menyisir titik Lokasi Kecelakaan Kapal (LKK) dalam radius 1.000 yard dari titik awal,” ujar Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, dalam konferensi pers di Pelabuhan ASDP Ketapang.
Teknologi yang digunakan mampu menghasilkan visualisasi dasar laut guna mengidentifikasi kemungkinan keberadaan bangkai kapal. Hasil pencitraan akan menjadi acuan utama sebelum penyelam diterjunkan.
Sejumlah penyelam dari Basarnas telah disiapkan, namun mereka baru akan diterjunkan setelah data mengenai kontur dasar laut dan arus perairan dinyatakan aman. Hal ini penting untuk menjamin keselamatan tim penyelam dalam operasi bawah air.
“Operasi penyelaman baru bisa dilakukan setelah kami memiliki data lengkap tentang kontur dasar laut dan arus perairan,” kata Ribut Eko.