Pameran Keris Banyuwangi Suguhkan Pusaka Langka dan Cerita Mistis
- Roni Subhan/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Bali –Bukan sekedar bilah logam bersejarah, keris terbukti menyimpan daya magis. Empat keris yang dipercaya mampu "menaklukkan" cuaca ekstrem saat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tahun lalu kini dipamerkan dalam event “Gelar Budaya Keris 2025” di halaman Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.
Acara yang berlangsung sejak 1 hingga 5 Juli ini menampilkan ratusan tosan aji dari berbagai masa, mulai era Kediri, Majapahit, hingga Blambangan. Namun sorotan utama tahun ini jatuh pada empat keris yang berperan dalam rekayasa cuaca proyek strategis nasional di IKN.
Keempatnya adalah:
Keris Luk 9 Dhapur Sempono pamor pedharingan kebak (Tangguh Kahuripan)
Keris Bethok pamor pedharingan kebak (Tangguh Singhasari)
Keris Lurus Pamor Janur Sinebet Wengkon (Tangguh Blambangan)
Keris Carubuk Pamor Singkir (Era Madiun)
“Empat dari lima keris itu digunakan selama proses pembangunan IKN antara Juli–Agustus 2024. Perannya dalam pengendalian cuaca bukan sekadar mitos. Ini adalah bagian dari kearifan lokal yang masih hidup,” ungkap KRT Ilham Triadi Nagoro, tokoh perkerisan asal Banyuwangi.
Bekerja sama dengan Paguyuban Pelestari Tosan Aji Blambangan Panji Blambangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi menggelar event ini bertepatan dengan bulan Suro, momen sakral dalam kalender Jawa yang erat dengan ritual penyucian dan kontemplasi diri.
Ketua paguyuban, KRT H. Ilham T. Hadinagoro, menegaskan bahwa keris bukan hanya benda pusaka, tetapi juga alat spiritual untuk mengubah energi negatif menjadi positif.
“Di masa modern ini, banyak yang lupa bahwa keris bukan sekedar hiasan atau koleksi. Ia adalah perpanjangan tangan dari niat dan doa leluhur. Maka, penting bagi generasi muda untuk memahami nilai budaya ini secara menyeluruh,” ujarnya.
Selain pameran keris, kegiatan ini juga menghadirkan ritual jamasan pusaka, layanan konsultasi keris, dan edukasi makna filosofi tosan aji bagi masyarakat luas. Pameran ini dibuka setiap hari pukul 09.30 hingga 17.00 WIB di Kantor Disbudpar Banyuwangi, Jalan Ahmad Yani No. 78.
Kehadiran keris-keris "penakluk cuaca" di Banyuwangi seakan menjadi pengingat bahwa warisan budaya Nusantara tak pernah kehilangan daya, bahkan di tengah arus modernisasi dan pembangunan ibu kota baru.