Waspada! Mata Kering Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius dalam Tubuh

Ilustrasi seorang pria yang mengalami masalah mata.
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/pemuda-lelah-merasakan-sakit-kepala-kepala-setelah-bekerja-komputer-gm1125572473-295946643

Kesehatan, VIVA Bali – Keluhan mata kering kerap dianggap remeh oleh banyak orang. Namun, menurut dr. Niluh Archi, SpM, dokter spesialis mata dari JEC Eye Hospitals & Clinics, kondisi ini bisa berdampak serius jika tidak ditangani dengan tepat, mulai dari kerusakan mata permanen hingga memengaruhi kondisi psikologis pasien.

“Mata kering bukan hanya membuat tidak nyaman, tapi juga bisa menjadi pintu masuk berbagai komplikasi serius” ungkap dr. Niluh dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Rabu, 16 Juli 2025 , seperti dikutip dari Antara.

“Jika dibiarkan, mata kering bisa menimbulkan infeksi, luka gores (scratch) pada kornea, bahkan berujung pada kebutaan permanen,” tegasnya.

Mata kering terjadi saat produksi air mata berkurang atau menguap terlalu cepat. Gejalanya bervariasi, mulai dari:

Mata merah

Rasa panas atau gatal

Pandangan kabur

Sensitif terhadap cahaya

Air mata tampak berlebihan

Rasa seperti berpasir di mata

Kelopak mata tampak kurang simetris

Menurut dr. Niluh, kondisi ini bisa berdiri sendiri maupun menjadi gejala penyakit sistemik, seperti:

Diabetes

Hipertensi

Kolesterol tinggi

Autoimun, seperti Sjogren Syndrome

Pada kasus autoimun, mata kering biasanya muncul karena sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar air mata, menimbulkan peradangan yang menyebabkan produksi air mata menurun drastis.

“Pasien autoimun umumnya memiliki predisposisi genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan. Ini menyebabkan peradangan menyebar, termasuk ke kelenjar air mata,” jelasnya.

Tak hanya secara fisik, dr. Niluh juga menyoroti dampak mata kering terhadap kesehatan mental. Banyak pasien dengan keluhan ini mengalami penurunan kualitas hidup, seperti:

Kesulitan bekerja karena mata cepat perih saat menatap layar

Keengganan untuk beraktivitas di luar rumah

Meningkatnya stres dan kecemasan

Bahkan muncul gejala depresi ringan hingga berat

“Pasien jadi tidak produktif, susah beraktivitas. Hanya ingin memejamkan mata terus. Ini membuat mereka merasa terisolasi dan akhirnya berdampak pada aspek ekonomi,” kata dr. Niluh.

Tata laksana mata kering tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan. Untuk kasus ringan, pengobatan bisa dilakukan dengan:

Obat tetes pelumas

Kompres hangat

Mengurangi waktu menatap layar (screen time)

Menggunakan humidifier di ruangan ber-AC atau kering

Namun, untuk kasus mata kering yang terkait autoimun atau inflamasi sistemik, dibutuhkan perawatan lebih intensif:

Obat-obatan antiinflamasi jangka panjang

Pendampingan dari dokter spesialis penyakit dalam atau reumatolog

Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit sistemik

“Pada pasien autoimun, terapi lingkungan saja tidak cukup. Harus ditambah dengan pengobatan medis khusus untuk menekan peradangan,” kata dr. Niluh menambahkan.

Mata kering bukan sekadar gangguan ringan. Jika dibiarkan, bisa berdampak besar terhadap penglihatan dan kehidupan sehari-hari. Mendeteksi sejak dini dan memahami penyebabnya adalah kunci utama pengobatan.

Jika Anda merasakan gejala mata kering yang berlangsung terus-menerus, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter mata. Perawatan yang tepat tak hanya menyelamatkan penglihatan, tetapi juga menjaga kualitas hidup secara menyeluruh.