Fingerhakeln, Olahraga Tarik-Jari Ekstrem dari Pegunungan Alpen
- https://id.pinterest.com/pin/259168153553157698/
Lifestyle, VIVA Bali – Kalau mendengar kata “olahraga ekstrem,” kebanyakan dari kita mungkin langsung membayangkan panjat tebing, bungee jumping, atau bela diri keras seperti MMA. Namun siapa sangka, di balik itu semua, ada satu jenis olahraga unik yang menantang, bahkan terdengar agak lucu bagi sebagian orang karena hanya melibatkan satu jari saja.
Penasaran kenapa olahraga ini begitu ekstrem sekaligus dihormati? Yuk kita telusuri lebih jauh.
Apa Itu Fingerhakeln?
Fingerhakeln, atau dikenal juga sebagai finger wrestling, adalah pertandingan tarik-menarik menggunakan satu jari, biasanya jari tengah. Kedua pemain duduk berhadap-hadapan di meja kecil, lalu mengaitkan jari mereka pada lingkar kulit kuat yang disebut lederring. Setelah wasit memberi aba-aba, mereka akan saling menarik sekuat tenaga.
Siapa yang berhasil menarik lawannya melewati garis tengah meja, maka dialah pemenangnya. Simpel? Mungkin terdengar begitu. Tapi dalam praktiknya, olahraga ini bisa menyebabkan rasa sakit luar biasa hingga memicu cedera sendi.
Asal Usul yang Sarat Tradisi
Fingerhakeln bukan muncul begitu saja. Tradisi ini sudah berumur ratusan tahun di wilayah Alpen khususnya di Bavaria (Jerman) dan Austria. Dulu, olahraga ini dipercaya digunakan sebagai cara menyelesaikan perselisihan ringan, tanpa harus berkelahi atau membawa senjata.
Jadi daripada duel pedang atau adu pukul, cukup adu siapa yang lebih kuat jari dan lengan bawahnya. Dari sana, Fingerhakeln berkembang menjadi ajang hiburan rakyat saat festival desa.
Hingga kini, berbagai turnamen resmi masih digelar setiap tahun. Bahkan ada kejuaraan tingkat negara bagian dengan peraturan ketat, pembagian kelas berat badan, dan hadiah prestisius. Fingerhakeln telah menjadi simbol identitas budaya Alpen, menunjukkan siapa yang paling tangguh sekaligus sportif.
Kenapa Fingerhakeln Begitu Sulit?
Banyak yang mengira olahraga ini hanya soal keberanian menahan sakit. Padahal dibalik itu:
Pemain harus dapat mengalirkan tenaga ke jari dalam waktu sepersekian detik.
Agar tarikan tidak hanya mengandalkan bahu, tapi disokong punggung dan otot core.
Tak heran latihan para fingerhakler profesional mencakup berbagai latihan cengkeraman (grip training) intensif — mulai dari mengangkat ember pasir dengan jari hingga menggantung di batang besi berjam-jam.
Fingerhakeln mungkin terdengar aneh, lucu, bahkan mengerikan bagi sebagian orang. Tapi olahraga ini menunjukkan bahwa untuk membuktikan ketangguhan diri, masyarakat Alpen memilih cara yang sederhana namun penuh makna. Hanya dengan satu jari, sportivitas, harga diri, dan persahabatan diuji hingga batas.