Membangun Rumah Bergaya Bali, Memadukan Keindahan Alam, Tradisi, dan Filosofi

Desain rumah khas Bali jadi inspirasi dalam membangun rumah
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/ruma

Lifestyle, VIVA Bali –Bali dikenal sebagai surga tropis yang memikat wisatawan dari seluruh dunia. Namun, daya tarik Bali tidak hanya terletak pada alam dan budayanya, tetapi juga pada arsitektur khasnya yang penuh filosofi dan keindahan.

Rumah bergaya Bali tidak sekadar soal tampilan eksotis, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur seperti keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Tidak heran, banyak orang kini terinspirasi membangun rumah bergaya Bali, baik di pulau dewata maupun di luar Bali.

Berikut panduan lengkap untuk Anda yang ingin membangun rumah bergaya Bali dengan sentuhan autentik namun tetap modern.

1. Memahami Filosofi Arsitektur Bali

Arsitektur Bali lahir dari falsafah Tri Hita Karana, yang berarti “tiga penyebab tercapainya kebahagiaan” yakni hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Konsep ini tercermin dalam penataan ruang, material yang digunakan, hingga dekorasi bangunan. Setiap bagian rumah tidak hanya memiliki fungsi praktis, tetapi juga makna spiritual.

Selain itu, dikenal juga konsep Asta Kosala Kosali, semacam “ilmu feng shui” Bali yang mengatur tata letak rumah, proporsi bangunan, dan arah hadap, berdasarkan kasta, status sosial, dan orientasi spiritual pemilik rumah.

2. Elemen Khas Rumah Bergaya Bali

Berikut elemen-elemen penting yang wajib ada jika Anda ingin membangun rumah bergaya Bali

Angkul-Angkul (Pintu Gerbang)

Gerbang khas Bali yang dihiasi ukiran rumit. Selain sebagai pintu masuk utama, angkul-angkul berperan sebagai batas sakral dan pelindung rumah.

Aling-Aling

Dinding kecil atau sekat di balik pintu masuk yang berfungsi menjaga privasi sekaligus menghalau energi negatif atau roh jahat yang mungkin masuk.

Bale Bengong

Gazebo terbuka tempat bersantai, bermeditasi, atau menerima tamu. Bale ini sering dikelilingi taman dan kolam, menciptakan suasana tenang.

Sanggah atau Pura Keluarga

Tempat sembahyang pribadi yang biasanya dibangun di sudut timur laut halaman.

Material Alami

Rumah Bali banyak menggunakan batu paras, batu candi, kayu jati atau ulin, bambu, dan atap alang-alang yang memperkuat kesan alami.

Ukiran dan Patung Khas Bali

Dekorasi rumah Bali sarat ukiran dengan motif bunga, daun, naga, atau tokoh-tokoh pewayangan, serta patung penjaga seperti Dwarapala.

Kolam dan Elemen Air

Kolam ikan, pancuran, atau taman air sering dihadirkan sebagai simbol kesejukan, kesuburan, dan penyeimbang energi.

3. Tata Ruang dan Layout Rumah Bali

Rumah Bali biasanya tidak berbentuk satu bangunan utuh, melainkan berupa beberapa paviliun atau bangunan kecil yang tersebar di satu halaman. Masing-masing memiliki fungsi tertentu, seperti Paviliun Utama (Bale Daja) untuk kamar tidur utama atau ruang keluarga.

Bale Dangin untuk tempat upacara adat atau resepsi keluarga. Bale Dauh sebagai ruang tidur tamu atau anak. Bale Gede sebagai dapur dan ruang makan. Bale Sekapat/Bale Bengong sebagai area bersantai terbuka. Sanggah Kemulan sebagai pura keluarga di pojok timur laut.

Penataan ini memungkinkan sirkulasi udara yang optimal, cahaya matahari yang cukup, dan interaksi harmonis dengan alam sekitar.

4. Tips Mendesain Rumah Bergaya Bali

Gunakan palet warna bumi

Pilih warna-warna alami seperti cokelat tanah, krem pasir, hijau dedaunan, dan abu-abu batu untuk menciptakan suasana hangat.

Maksimalkan pencahayaan alami

Gunakan banyak jendela besar, ventilasi silang, dan atap tinggi agar rumah tetap sejuk dan terang tanpa bergantung pada lampu.

Perhatikan arah dan posisi bangunan

Arah bangunan mengikuti prinsip spiritual, misalnya pura selalu diletakkan di timur laut (kaja kangin), sedangkan dapur di arah barat daya (kelod kauh).

Hadirkan detail-detail ukiran

Baik di pintu, furnitur, maupun dinding, detail ukiran akan menghidupkan karakter Bali.

Sentuhan modern untuk kenyamanan

Meski tradisional, rumah Bali tetap bisa dilengkapi dengan teknologi modern seperti pencahayaan LED, AC tersembunyi, atau smart home system tanpa merusak estetika aslinya. 

5. Estimasi Biaya

Biaya membangun rumah Bali sangat bervariasi, tergantung ukuran, material, dan detail pengerjaan:

-Versi sederhana: Rp 4–6 juta/m² (material lokal, ukiran minimal).

-Versi menengah: Rp 6–8 juta/m² (ukiran tangan, kayu berkualitas).

-Versi mewah: Rp 10 juta/m² ke atas (material premium, ukiran detail, lanskap taman lengkap).

Jangan lupa alokasikan dana tambahan sekitar 10–20% untuk dekorasi taman, patung, atau elemen air. 

6. Kolaborasi dengan Ahli

Untuk hasil optimal, sebaiknya bekerja sama dengan arsitek atau desainer interior yang berpengalaman dalam desain Bali. Mereka dapat membantu menyesuaikan desain dengan iklim setempat, kebutuhan modern, hingga peraturan tata ruang daerah.

Selain itu, melibatkan perajin lokal Bali untuk pembuatan ukiran, patung, atau furnitur akan memberikan sentuhan autentik sekaligus mendukung perekonomian masyarakat Bali. 

Membangun rumah bergaya Bali bukan hanya soal menciptakan bangunan indah, tetapi juga menghadirkan harmoni dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami filosofi, memperhatikan elemen-elemen penting, dan bekerja sama dengan para ahli, Anda bisa memiliki rumah yang tidak hanya cantik dipandang tetapi juga membawa kedamaian dan keseimbangan dalam hidup.