Tradisi Mekiwuka, Cara Unik Warga Manado Menyambut Tahun Baru

Ilustrasi Tradisi Mekiwuka dengan Kostum Aneh
Sumber :
  • https://pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id/files/2018/07/09/agary_Mekiwuka1.jpg

Budaya, VIVA Bali – Di balik gemerlap kembang api dan teriakan “Selamat Tahun Baru”, ada tradisi khas Manado yang menyimpan getaran rasa syukur dan semangat persaudaraan: Mekiwuka. Di malam pergantian tahun, warga kampung berjalan dari satu rumah ke rumah lain sambil memainkan tambor, terompet, dan biola, menyanyi, serta bertukar harapan. Tradisi ini bukan sekadar hiburan – melainkan wujud nyata dari rasa syukur atas berkat yang telah diterima dan doa agar tahun mendatang membawa kemuliaan baru.

Apa Itu Mekiwuka?

Mekiwuka berasal dari bahasa Minahasa yang berarti saling melempar. Sesuai namanya, tradisi ini dilakukan dengan saling melempar makanan, buah, atau bahan pangan antarwarga saat malam tahun baru.

Meski terlihat sederhana, makna di baliknya begitu dalam: kebersamaan, sukacita, dan rasa syukur atas rezeki selama setahun penuh.

Begini Cara Pelaksanaannya

Menjelang tengah malam tanggal 31 Desember, warga biasanya berkumpul di satu tempat. Mereka membawa bahan pangan seperti singkong, pisang, hingga jagung.

Saat hitungan mundur pergantian tahun, makanan itu dilempar ke udara maupun ke sesama peserta. Setelahnya, makanan yang masih bisa dimakan akan dikumpulkan dan disantap bersama.

Hingga kini, Mekiwuka masih dilestarikan, terutama di daerah Minahasa. Bahkan, tradisi ini kini menarik perhatian wisatawan yang ingin merasakan cara unik masyarakat Manado menyambut tahun baru.

Mekiwuka bukan sekadar pesta lempar-lemparan makanan. Lebih dari itu, ia adalah warisan budaya yang mengajarkan nilai kebersamaan, syukur, dan optimisme.

Kalau kamu berkesempatan merayakan tahun baru di Manado, ikutlah dalam tradisi ini dan rasakan hangatnya sukacita bersama masyarakat lokal.