Dayah Aceh, Pendidikan, dan Falsafah Abadi

Aceh, di antara seni dan pendidikan
Sumber :
  • https://unsplash.com/id/foto/sekelompok-pria-yang-mengenakan-topi-hitam-dan-kuning-QkLtPgoosYM?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash

Falsafah Abadi di Balik Pendidikan Dayah

Filosofi perennialisme menekankan ajaran yang bersifat universal, abadi, dan relevan lintas zaman. Dayah, dalam pandangan peneliti, mencerminkan nilai ini. Santri tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga dilatih disiplin, kemandirian, dan akhlak mulia.

 

Penulis menegaskan bahwa pendidikan Dayah mengajarkan harmoni antara ilmu, amal, dan akhlak. Nilai-nilai seperti keikhlasan, kesederhanaan, serta pengabdian kepada masyarakat menjadi “inti kurikulum” yang tidak tertulis. Dengan kata lain, Dayah mempraktikkan pendidikan berbasis karakter jauh sebelum konsep itu populer di pendidikan modern, bahkan di tingkat tertinggi.

 

Relevansi di Era Modern

Dalam gempuran era digital dan globalisasi, pendidikan Dayah sering dianggap kuno. Namun penelitian ini justru mengungkap bahwa sistem tradisional itu tetap relevan. Nilai-nilai abadi yang diwariskan Dayah antara lain moralitas, kejujuran, dan spiritualitas. Nilai-nilai yang menjadi jawaban atas krisis karakter yang banyak dikeluhkan di dunia pendidikan kontemporer.