Anjing Kintamani, Asli Bali yang Jago Panjat dan Setia pada Wilayahnya

Anjing kintamani asli Bali yang kerap dijadikan penjaga
Sumber :
  • Sumber: https://www.nativebreed.org/kintamani-dog/amp/

Gumi Bali, VIVA BaliTerdapat banyak ratusan ras anjing di dunia, ada satu yang merupakan asli Indonesia dan berasal dari Bali. Namanya anjing Kintamani, dan ras ini secara resmi diakui oleh Federation Cynologique International (FCI) pada tahun 2019. FCI adalah organisasi internasional berbasis di Belgia yang mencatat lebih dari 360 jenis anjing di seluruh dunia.

Anjing kintamani sudah hidup di Bali sejak 3.000 tahun lalu, khususnya di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Berbeda dengan anjing ras lain yang biasanya dikembangbiakkan untuk membantu manusia dalam aktivitas harian, anjing Kintamani berkembang secara alami tanpa campur tangan manusia.

Anjing kintamani jantan umumnya memiliki tinggi antara 45–56 cm, sedangkan betina berkisar 40–51 cm. Mereka berbulu tebal dengan variasi warna seperti putih, cokelat, krem, hingga hitam. Penampilannya sering dianggap mirip perpaduan antara Samoyed dan Malamute.

Sifat alami anjing Kintamani cukup teritorial, membuat mereka sering tidak ramah terhadap anjing lain yang masuk ke wilayahnya. Namun, kepada manusia, mereka justru ramah dan protektif, menjadikannya pilihan yang bagus sebagai anjing penjaga. Apabila mau menjadikan sebagai anjing penjaga, sebaiknya bersiap dengan gonggongan mereka yang cukup sering, salah satu akibat dari naluri menjaga wilayah mereka.

Hal unik dari anjing ini adalah kemampuannya memanjat. Anjing Kintamani dikenal suka berada di tempat tinggi. Sehingga bisa menemukannya berada di atap rumah, pohon, bahkan lantai atas bangunan, mengawasi lingkungan di sekitarnya. Jika berniat memeliharanya, pastikan pagar rumah cukup tinggi, karena mereka bisa saja memanjat dan kabur.

Sayangnya, populasi anjing Kintamani sempat mengalami penurunan drastis sejak wabah rabies tahun 2008. Dari sekitar 600.000 ekor di awal 2000-an, jumlahnya turun menjadi hanya 150.000 ekor pada tahun 2010. Sebagai upaya pelestarian, kini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan aktif mengampanyekan pentingnya vaksinasi rabies untuk menjaga keberlangsungan hidup ras anjing asli Bali ini.