Warisan Budaya Petani yang Menggaung Lewat Tradisi Sampi Gerumbungan
- Lonely Planet/Pinterest
Gumi Bali, VIVA Bali – Di balik pesona alam Pulau Dewata yang menawan, tersimpan sebuah tradisi Bali Utara yang sarat makna dan keindahan, yakni Sampi Gerumbungan. Lebih dari sekedar atraksi, tradisi ini mencerminkan rasa syukur masyarakat tani sekaligus menjadi tontonan budaya yang unik dan penuh estetika.
Tradisi Sampi Gerumbungan berasal dari Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Letaknya yang tidak jauh dari kawasan wisata Lovina menjadikan atraksi ini kian menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sampi Gerumbungan pertama kali muncul sekitar tahun 1923 atas inisiatif para petani sebagai bentuk ekspresi syukur atas panen melimpah. Terinspirasi dari kegiatan membajak sawah yang menggunakan sapi, tradisi ini berkembang menjadi kesenian rakyat yang semarak dan sarat nilai spiritual.
Dalam pelaksanaannya, sepasang sapi jantan berbadan kekar dipasangi genta besar bernama gerumbungan di lehernya serta dihias dengan berbagai aksesoris mencolok. Sapi-sapi ini dikaitkan dengan batang kayu yang disebut uga, dan dikendalikan oleh seorang joki berdiri di belakangnya dengan kostum yang menarik.