Perang Pandan, Tradisi Sakral Desa Tenganan Bali
- https://www.instagram.com/visitbali.indonesia/p/B10Dj37g1Mg/
Gamelan Selonding dan Atmosfer Sakral
Peserta perang yang lain bersorak memberi semangat sementara gamelan selonding khas Tenganan ditabuh dengan tempo cepat. Dua pemuda saling berangkulan dan memukul hingga jatuh kemudian penengah memisahkan keduanya dibantu pemedek yang lain. Pertandingan tidak berlangsung lama kurang dari satu menit lalu langsung disambung pertandingan berikutnya selama kurang lebih 3 jam.
Dikutip dari Wikipedia semua luka gores diobati dengan ramuan tradisional berbahan kunyit yang konon sangat ampuh untuk menyembuhkan luka. Pada saat itu karena mereka melakukannya dengan ikhlas dan gembira tidak ada yang kesakitan menangis menyesal bahkan marah.
Warisan Bali Aga yang Terjaga
Tradisi ini adalah bagian dari ritual pemujaan masyarakat Tenganan kepada Dewa Indra dewa perang yang dihormati dengan darah lewat upacara perang pandan. Dilakukan tanpa rasa dendam bahkan dengan senyum ceria meski harus saling melukai dengan duri pandan.
Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu desa Bali Aga yang mempertahankan tradisi asli Bali sejak sebelum era Kerajaan Majapahit. Perang Pandan ditutup dengan bersembahyang di Pura setempat dilengkapi dengan mempersembahkan tari Rejan.