Perang Pandan, Tradisi Sakral Desa Tenganan Bali

Remaja Melakukan Perang Pandan di Desa Tenganan Bali
Sumber :
  • https://www.instagram.com/visitbali.indonesia/p/B10Dj37g1Mg/

Senjata Pandan Berduri dan Perisai Rotan

Senjata yang digunakan dalam ritual ini adalah daun pandan berduri yang diikat menjadi satu berbentuk gada sementara perisai terbuat dari anyaman rotan. Dikutip dari jurnal Vidyottama Sanatana, setiap pria mulai naik remaja di desa ini wajib ikut dalam pelaksanaan Perang Pandan.

Panggung berukuran sekitar 5 x 5 meter persegi dengan tinggi sekitar 1 meter tanpa tali pengaman mengelilingi. Ritual dimulai dengan minum tuak yang dituangkan dari dalam bambu ke daun pisang yang berfungsi seperti gelas. Peserta perang saling menuangkan tuak itu ke daun pisang peserta lain kemudian tuak tersebut dikumpulkan dan dibuang ke samping panggung.

Pertarungan Tanpa Dendam

Pemuda Menerima Serangan Dalam Ritual Mekare-kare

Photo :
  • https://tourism.karangasemkab.go.id/wp-content/uploads/2022/07/kare2.jpg

Saat upacara akan dimulai seorang pemimpin adat Desa Tenganan memberi aba-aba dengan suaranya lalu dua pemuda bersiap-siap. Mereka berhadap-hadapan dengan seikat daun pandan di tangan kanan dan perisai rotan di tangan kiri. Penengah layaknya wasit berdiri di antara dua pemuda.

Setelah penengah mengangkat tangan tinggi-tinggi dua pemuda saling menyerang. Mereka memukul punggung lawan dengan cara merangkulnya terlebih dulu saling berpelukan sambil memukul punggung dengan daun pandan lalu menggeretnya. Karena itu ritual ini disebut juga megeret pandan.